The attacks within two hours of each other in Graz and Nogent have left two countries in shock. (BBC)
PRIORITAS, 14/6/25 (Eropa,Nogent): Dua serangan mengejutkan di Prancis dan Austria dalam waktu dua jam telah memicu kekhawatiran di kalangan orang tua dan pemerintah mengenai keselamatan pelajar di sekolah.
Di Nogent, Prancis, seorang remaja 14 tahun menusuk mati seorang asisten sekolah saat pemeriksaan tas. Tak lama kemudian di Graz, Austria, seorang pemuda 21 tahun masuk ke sekolah lamanya dan menembak mati sembilan siswa serta seorang guru sebelum bunuh diri. Pelaku Austria, Arthur A, dikenal tertutup dan kecanduan gim tembak-menembak.
Ia memiliki dua senjata secara legal, meski sebelumnya dinyatakan tidak layak mengikuti wajib militer karena kondisi psikologisnya. Hal ini memicu debat soal kelonggaran aturan senjata dan minimnya perhatian pada kesehatan mental remaja bermasalah.
Di Prancis, serangan terjadi saat pemerintah tengah menjalankan program pengendalian kekerasan menggunakan senjata tajam. Pelaku, Quentin, berasal dari keluarga normal, cukup berprestasi, dan dikenal ramah.
Ia rupanya menyimpan dendam karena ditegur soal perilaku di sekolah. Meski pernah melakukan kekerasan ringan, tidak ada tanda besar yang menunjukkan ia berpotensi membunuh.
Ia juga tidak terlalu aktif di media sosial, namun kecanduan gim kekerasan dan menunjukkan ketertarikan pada kematian. Serangan ini menimbulkan kekhawatiran karena pelaku bukan anak bermasalah, melainkan tampak seperti remaja biasa seperti dilansir dari BBC.
Pemerintah Prancis menghadapi tekanan politik dan kebingungan soal langkah selanjutnya. Wacana pembatasan media sosial, pelarangan penjualan pisau kepada anak, dan pemasangan detektor logam di sekolah kembali mencuat.
Namun semua sepakat solusi jangka panjangnya terletak pada peningkatan layanan psikolog dan tenaga kesehatan di sekolah, yang membutuhkan dana besar. (P-Gio R)
