
PRIORITAS, 7/9/24 (Washington): Dukungan massa kepada Capres AS Kamala Harris terus mengalir.
Terkini, sebanyak 88 chief executive officer (CEO) dan mantan CEO dari seluruh perusahaan di Amerika Serikat (AS) menyatakan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon presiden (Capres) untuk pemilihan umum (Pemilu) pada November 2024. Dukungan ini disampaikan dalam sebuah surat yang diterima oleh CNBC.
Disebutkan, daftar nama yang mendukung cukup panjang, sementara surat dukungan itu sendiri relatif singkat, hanya setebal tiga halaman.
“Cara terbaik untuk mendukung kekuatan, keamanan, dan keandalan demokrasi dan ekonomi kita yang berkelanjutan adalah dengan memilih Harris sebagai presiden,” ujar para CEO.
Selanjutnya mereka juga berpendapat, Harris akan terus memajukan kebijakan-kebijakan adil dan dapat diprediksi yang mendukung supremasi hukum, stabilitas, serta lingkungan bisnis baik jika ia menjadi presiden.
Ajang unjuk kekuatan politik
Disebutkan, alasan dari daftar panjang dan surat singkat ini, ialah karena surat itu sendiri tidak ditulis untuk meyakinkan masyarakat umum memilih Harris. Melainkan bertujuan sebagai ajang unjuk kekuatan politik yang tepat waktu bagi Harris, dimana sedang berada dalam persaingan sangat ketat. Sebab jadwal debat presiden pertamanya tersisa empat hari lagi.
Di antara para penandatangan surat tersebut terdapat beberapa CEO perusahaan publik ternama, termasuk Aaron Levie dari Box, Jeremy Stoppelman dari Yelp, dan Michael Lynton, Chairman Snap.
Sementara sejumlah penandatangan lain telah memberikan dukungan publik pertamanya untuk Harris sejak menjadi calon de facto Partai Demokrat pada Juli. Mereka termasuk James Murdoch, mantan CEO 21st Century Fox dan pewaris kerajaan media keluarga Murdoch, dan CEO kripto Chris Larsen, salah satu pendiri platform blockchain Ripple.
Lalu, penandatangan penting lainnya ialah filantropis Lynn Forester de Rothschild, miliarder ekuitas swasta José Feliciano, salah satu pendiri Twilio Jeff Lawson, dan tokoh olahraga D.C. Ted Leonsis, pemilik NBA Washington Wizards, WNBA Mystics, dan NHL Washington Capitals.
Dikatakan, surat dukungan tersebut juga mencakup sejumlah donor politik lama Partai Demokrat, seperti John Doerr dari Kleiner Perkins, mitra Insight, Deven Parekh, dan Jeffrey Katzenberg, pendiri dan managing partner Wndr dan mantan ketua Walt Disney Studios.
Lalu, sebagian nama lainnya ialah orang-orang yang telah mendukung Harris secara khusus sejak kampanye politiknya di California, seperti filantropis Laurene Powell Jobs, salah satu pendiri Facebook Dustin Moskovitz, dan pemain NBA Hall of Famer dan pebisnis miliarder Magic Johnson.
Juga terdapat lebih dari puluhan penandatangan yang menghasilkan kekayaan di Wall Street, seperti Tony James, mantan presiden dan COO Blackstone dan pendiri Jefferson River Capital; Bruce Heyman, mantan direktur pelaksana kekayaan pribadi di Goldman Sachs; Peter Orszag, CEO Lazard; dan Steve Westly, direktur pelaksana Westly Group dan mantan anggota dewan Tesla.
Lantas, ada juga yang datang dari Silicon Valley, termasuk pemodal ventura Ron Conway, pengusaha Mark Cuban, dan mantan CEO LinkedIn, Reid Hoffman.
Dilaporkan, sebagian besar dari 88 penandatangan yang mendukung Harris ialah mantan CEO perusahaan-perusahaan besar. Mereka termasuk mantan CEO PepsiCo Indra Nooyi, Barry Diller, ketua IAC dan mantan CEO Paramount dan Fox Inc. CEO, mantan CEO Merck Ken Frazier, Logan Green mantan CEO Lyft, mantan CEO GoDaddy Blake Irving, mantan CEO Ford Alan Mulally, mantan CEO Starbucks Laxman Narasimhan dan Dan Schulman, mantan CEO PayPal.
Digagas empat pendukung utama
Gagasan surat dukungan untuk Harris berasal dari empat pendukung utamanya, yakni Roger Altman, chairman senior Evercore, Blair Effron, salah satu pendiri Centerview Partners, mantan CEO American Express, Ken Chenault, dan Ursula Burns, mantan CEO Xerox.
“Altman, Effron, Chenault dan Burns menggagas upaya tersebut, dan kemudian membawa surat tersebut ke kampanye kepresidenan Harris sebagai cara untuk menunjukkan dukungan wakil presiden dalam komunitas bisnis,” demikian menurut sumber kepada CNBC.
Adu visi ekonomi
Dilaporkan pula, baik Harris, maupun Donald Trump – yang diusung Partai Republik – telah memanfaatkan waktu selama seminggu terakhir untuk adu visi ekonomi, menjelang debat 10 September, yang diselenggarakan oleh ABC.
Sementara itu, Harris dalam kampanye sempat menguraikan proposal untuk mendukung usaha kecil yang menampilkan rencana meningkatkan pengurangan pajak untuk biaya startup sebesar 10 kali lipat, hingga US$ 50.000.
Selain itu, ia juga mengusulkan penaikkan tarif pajak capital gain tertinggi menjadi 28 persen terhadap orang-orang yang menghasilkan lebih dari US$1 juta per tahun – meningkat dari tarif saat ini yang sebesar 20 persen. Tetapi jauh lebih rendah dari tingkat 39,6 persen yang diusulkan oleh Presiden Joe Biden.
Dikatakan, Harris beralasan penurunan tarif tertinggi Biden, sebagian karena tujuannya adalah untuk mendorong lebih banyak investasi sektor swasta.
Kemudian Trump memaparkan agenda ekonominya pada Kamis (5/9/24) di New York, dengan menyerukan pembentukan komisi efisiensi pemerintah yang dirancang untuk membasmi penipuan. Ia juga berjanji memotong tarif pajak perusahaan dari 21 persen menjadi 15 persen untuk perusahaan-perusahaan yang membuat produk mereka di Amerika Serikat.
Diketahui, Trump sendiri mendapatkan dukungan dari Wall Street dan sektor swasta terkemuka, termasuk CEO Cantor Fitzgerald Howard Lutnick dan Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX.
Berikut dukungan 88 CEO AS kepada Kamala Harris, sebagaimana dilansir Investor.id:
“We endorse Kamala Harris’s election as President of the United States.
Her election is the best way to support the continued strength, security, and reliability of our democracy and economy. With Kamala Harris in the White House, the business community can be confident that it will have a President who wants American industries to thrive. As a partner to President Biden, Vice President Harris has a strong record of advancing actions to spur business investment in the United States and ensure American businesses can compete and win in the global market. She will continue to advance fair and predictable policies that support the rule of law, stability, and a sound business environment, and she will strive to give every American the opportunity to pursue the American dream.”
No Comments