26.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

    Bravo !!! Rupiah kini terkuat di Asia, dorong surplus perdagangan

    Terkait

    Jakarta, 13/10/21 (SOLUSSInews.com) – Mata uang Rupiah berjaya. Ini setelah terbukti menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia hingga akhir tahun ini. Proyeksi positif itu didasari dengan kenaikan harga komoditas yang mendorong surplus neraca perdagangan.

    Dilaporkan, para eksportir batu bara dan minyak sawit RI tengah diuntungkan dari krisis energi global yang telah mengguncang banyak negara pengimpor komoditas.

    Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri akan mengumumkan data neraca perdagangan Indonesia untuk September pada Jumat mendatang. Di neraca perdagangan Agustus telah terjadi rekor surplus dengan angka US$4,74 miliar. Capaian itu juga merupakan surplus 16 kali berturut-turut.

    Sepanjang kuartal III-2021, rupiah tercatat naik 1,3 persen ketika mata uang di Asia mayoritas melemah dengan meningkatnya imbal hasil Treasury AS. Bank Indonesia sendiri memiliki banyak amunisi untuk menopang rupiah jika imbal hasil AS meningkat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.

    “Kami terus bersandar secara positif pada Rupiah dan mengharapkannya untuk tetap menjadi salah satu yang berkinerja terbaik di seluruh EM Asia berdasarkan total pengembalian di Q4,” kata Kepala Penelitian FX ASEAN dan Asia Selatan Standard Chartered Bank Singapura, Divya Devesh, dilansir dari Bloomberg, Senin (11/10/21) lalu.

    Devesh mencatat, Indonesia berada dalam posisi yang lebih baik dari sebelum taper tantrum 2013. Surplus perdagangan transaksi berjalan secara gabungan mencapai US$13 miliar dalam empat kuartal terakhir, dibandingkan delapan tahun lalu dengan posisi defisit transaksi berjalan dengan US$12 miliar.

    Masih rentan

    Meski begitu rupiah masih rentan untuk mempertahankan posisinya sebagai mata uang paling kuat selama tiga bulan terakhir ini. Sebab hingga saat ini rupiah belum bisa menembus posisi lebih tinggi lagi dari level resistensi Rp14.200 terhadap dolar AS.

    Kenaikan imbal hasil Treasury yang terus meningkat, yang telah naik hampir 20 basis poin sejak akhir September, juga akan membebani daya tarik rupiah. Dana asing telah menjual surat utang negara selama 13 hari berturut-turut hingga 5 Oktober.

    Namun, mata uang negara lainnya di regional menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari pada rupiah. Baht tertekan oleh ekonomi Thailand yang melambat dan defisit transaksi berjalan yang meningkat. Sementara bank sentral Filipina telah mengisyaratkan bahwa peso dapat melemah lebih dalam pada kuartal ini.

    Sementara itu dolar Singapura, mungkin akan bergerak terbatas jika Otoritas Moneter Singapura membiarkan parameter kebijakannya.

    Mata uang Malaysia merupakan satu-satunya outlier yang bisa menjatuhkan rupiah dari posisinya sebagai mata uang terkuat. Tingkat vaksinasi yang tinggi memungkinkan pihak berwenang untuk mengurangi pembatasan dan melonjaknya harga minyak mendorong pertumbuhan Malaysia. (S-DC/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini