Tonton Youtube BP

BGN lakukan pengawasan berlapis, JPPI sebut 5.360 anak keracunan MBG

Armin Mandika
19 Sep 2025 17:13
News 0 44
2 minutes reading

PRIORITAS, 19/9/25 (Jakarta): Setidaknya ada lebih dari lima ribu anak mengalami keracunan pascakonsumsi MBG hingga September 2025. Demikian hasil pendataan Organisasi pemerhati pendidikan, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI).

“Sejak MBG diluncurkan, korban keracunan terus bertambah. Pemantauan JPPI hingga medio September 2025 mencatat, tak kurang dari 5.360 anak mengalami keracunan akibat program ini,” tulis siaran pers JPPI yang diterima Kamis (18/9/25) malam sebagaimana diansir dari CNN Indonesia.

Terjadinya peningkatan kasus keracunan yang terungkap pun disebutkan mengalami peningkatan pekan ini, baik dari sisi jumlah maupun sebaran lokasi.

Pihak JPPI pun menduga jumlah keracunan menu MBG lebih besar karena diduga ada sekolah, pemda, atau aparat yang menutupi kabar tersebut.

“Jumlah ini bisa dipastikan lebih besar, sebab banyak sekolah dan pemerintah daerah justru memilih menutupi kasus,” ujarnya.

Karena hal tersebut JPPI  meminta Prabowo  dan Badan Gizi Nasional (BGN) tidak boleh lagi menutup mata terhadap tragedi berulang program MBG.

“JPPI menegaskan, Presiden dan BGN tidak bisa lagi hanya mengandalkan jargon ‘zero incident’, sementara insiden keracunan terjadi di berbagai daerah,” ucapnya.

“Kalau kejadian semacam ini hanya sekali, mungkin bisa disebut kesalahan teknis. Tetapi bila ribuan anak menjadi korban di banyak tempat, ini jelas kesalahan sistemik dan bukti kegagalan tata kelola yang dikoordinasikan BGN,” katanya.

Pengawasan berlapis

Pihak BGN menanggapi kasus-kasus keracunan menyatakan terus mengembangkan mekanisme pengawasan berlapis, pelatihan rutin, hingga kerja sama lintas sektor. Mengutip dari laman resminya, BGN menyatakan telah menerbitkan dokumen Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) sebagai panduan operasional bagi seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Selain itu, pelatihan rutin diberikan kepada penjamah makanan untuk memastikan penerapan prinsip keamanan pangan yang sesuai standar.

“Hal ini dilakukan agar tidak terjadi lagi kasus keracunan massal yang berasal dari MBG. BGN melakukan pemantauan dan pengawasan secara rutin ke setiap SPPG untuk memastikan pelaksanaan MBG berjalan sesuai protokol,” kata Kepala BGN, Dadan Hindayana dalam pernyataan tertulisnya di laman tersebut.

Bahkan dia mengaku BGN menginisiasi Gerakan Pemantauan Bersama Masyarakat dan Sekolah dengan memanfaatkan kanal media sosial sebagai ruang laporan, pengawasan, dan edukasi gizi.

Selanjutnya kolaborasi dengan pemerintah daerah pun diperkuat, khususnya dalam penanganan KLB dan insiden keracunan makanan yang melibatkan peserta MBG. (P-*r/AM)

 

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x