Ilustrasi gandum salah satu bahan makanan warga Eropa.(Dok/uma.ac.id)PRIORITAS, 18/10/25 (Stockholm): Pemerintah Swedia mengumumkan, mereka akan mulai menimbun makanan dan pasokan pertanian guna menghadapi situasi dan kondisi yang tidak menentu terkait hubungan Rusia dan NATO.
Meski demikian Moskow telah menolak klaim tersebut, bersikeras bahwa hal itu tidak menimbulkan bahaya bagi negara-negara NATO atau Uni Eropa mana pun.
Dewan Pertanian Swedia menyatakan pada hari Selasa bahwa mereka akan membuat cadangan darurat biji-bijian dan pasokan penting lainnya untuk memastikan bahwa warga negara memiliki akses ke makanan yang cukup jika terjadi krisis serius dan, dalam kondisi ekstrem, perang.
Bahkan pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar USD57 juta tahun 2026 untuk mendanai program tersebut.
Untuk fasilitas penyimpanan pertama akan dibangun di wilayah utara negara tersebut karena “kepentingan militer strategisnya” dan rendahnya tingkat swasembada gandum, menurut Menteri Pertahanan Sipil Carl-Oskar Bohlin, yang mengatakan “tidak ada waktu yang terbuang.” Demikian dikutip dari Sindonews.com.
Namun demikian, stok baru akan dibangun selama periode 2026-2028. Dewan Pertanian mengatakan tujuannya adalah untuk menjamin pasokan pangan setara dengan 3.000 kalori per orang per hari selama keadaan siaga tinggi.
Sedangkan anggota parlemen di negara tetangga Finlandia mengatakan mereka akan melakukan latihan bawah tanah bulan depan untuk berlatih bekerja dalam kondisi perang, dengan alasan serupa terkait dugaan ancaman dari Rusia.
Pihak Moskow telah berulang kali mengecam apa yang disebutnya histeria anti-Rusia dan ketakutan yang disebarkan oleh para pemimpin Eropa Barat. Rusia tidak memiliki alasan atau niat untuk mengambil tindakan permusuhan terhadap negara-negara Uni Eropa atau NATO mana pun.
Pihak pejabat Rusia telah menepis klaim tersebut sebagai omong kosong yang dimaksudkan untuk membenarkan anggaran militer yang membengkak dan militerisasi blok tersebut yang sedang berlangsung. (P-*r/am)
No Comments