PRIORITAS, 25/2/25 (Jakarta): Dari informasi yang diterima Beritaprioritas.com, hari Selasa (25/2/25) ini, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, mendukung pembentukan Dewan Insinyur untuk melegitimasi insinyur Indonesia dalam Persatuan Insinyur Indonesia (PII) saat audiensi dengan pengurus PII di kantor Kemdiktisaintek, Senin (24/2/25).
Menteri Brian menugaskan Dirjen Saintek Kemdiktisaintek, Ahmad Najib Burhani, untuk membentuk tim kajian guna merumuskan langkah-langkah penguatan eksistensi PII.
“Saya harap tim kajiannya ini nanti melibatkan PII juga, lalu hasil rumusannya kita bawa ke Pemerintah untuk bisa disetujui. Kita optimalkan potensi-potensi yang ada dan kita sinergikan. Output-nya mendukung gagasan Asta Cita Presiden Prabowo,” ucapnya melalui keterangan di Jakarta, Selasa (25/2/25).
Menteri Brian mengharapkan PII ikut mendorong pertemuan antara dunia industri dengan dunia riset.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
Hasil riset perguruan tinggi dapat dimanfaatkan industri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, dunia industri didorong bekerja sama dengan perguruan tinggi yang menghasilkan riset.
“Kita harus bergerak menciptakan future job by future skill, jenis-jenis pekerjaan yang muncul di masa depan sebagai konsekuensi dari perkembangan riset dan teknologi. Dengan demikian, kita siapkan juga kompetensi yang relevan dengan pekerjaan di masa depan tadi,” tuturnya.
Future job
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi X DPR RI sekaligus Ketua Dewan Pakar PII, Hetifah Sjaifudian meyakini, future job by future skill yang digagas Menteri Brian Yuliarto merupakan wujud nyata konektivitas antara dunia riset dan pendidikan tinggi.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat PII, Heru Dewanto, berharap Menteri Brian Yuliarto mendukung pembentukan Dewan Insinyur yang telah lama direncanakan.
“PII bisa ikut berkontribusi dalam segmen industrialisasi dan hilirisasi. Kami berharap Pak Menteri berkenan mendorong pembentukan Dewan Insinyur supaya kerja kami ke depan punya landasan legalitas yang kuat,” ujar Heru Dewanto. (P-Zamir)