29.7 C
Jakarta
Saturday, August 2, 2025

    AS kembali bantu militer Ukraina usai kesepakatan mineral ditandatangani

    Terkait

    PRIORITAS, 1/5/25 (Washington): Amerika Serikat (AS) kembali menyuplai persenjataan militer ke Ukraina usai kesepakatan pengelolaan mineral penting kedua negara ditandatangani.

    Pemerintahan Presiden Donald Trump telah memberitahukan Kongres AS, untuk mengizinkan Ukraina membeli perangkat keras militer senilai setidaknya $50 juta (£37,5 juta) dari AS.

    Suplai senjata ke Ukraina itu, paling lambat segera dikirim setelah 30 hari disetujui Kongres (parlemen) AS. Demikian seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Sky News, hari Kamis (1/5/25).

    Dengan adanya tambahan suplai persenjataan dari AS ini, Ukraina akan lebih unggul memukul mundur pasukan Rusia dari sejumlah wilayahnya.

    Tidak ada perincian mengenai senjata apa yang akan dijual – tetapi ini akan menjadi pertama kalinya sejak Trump menjabat dan mengizinkan penjualan senjata ke Kyiv.

    Donald Trump sempat menghentikan suplai senjata ke Ukraina ketika ia baru dilantik menjadi presiden kedua kalinya pada bulan Februari 2025 lalu.

    Trump juga menghentikan pembagian informasi intelijen ketika ia bertikai dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, saat mereka bertemu di Gedung Putih di Washington DC, pada Maret 2025.

    Namun sikap Donald Trump tampak melunak setelah dia dan Zelenskyy mengadakan pertemuan tiba-tiba di sela-sela pemakaman Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus Vatikan, pada 26 April 2025.

    Kesepakatan mineral

    Empat hari setelah pertemuan 15 menit di Vatikan tersebut, AS dan Ukraina langsung menandatangani kesepakatan pengelolaan sumber daya mineral. AS mendapat konsesi mengelola mineral ‘super mahal’ tanah jarang di Ukraina.

    Penanandatangan kesepakatan itu dilakukan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko di Washington DC.

    Scott Bessent mengatakan hal itu merupakan tanda komitmen pemerintahan Trump terhadap proses perdamaian,  yang berpusat pada Ukraina yang bebas, berdaulat, dan makmur dalam jangka panjang.

    “Dan untuk lebih jelasnya, tidak ada negara atau orang yang membiayai atau memasok mesin perang Rusia yang akan diizinkan untuk mendapatkan keuntungan dari rekonstruksi Ukraina,” katanya, seperti diberitakan ABC News.

    Departemen Keuangan AS mengatakan dana rekonstruksi itu akan mengakui dukungan finansial dan material signifikan, yang telah diberikan rakyat AS untuk pertahanan Ukraina sejak invasi skala penuh Rusia.

    Tak ada klausul bayar utang

    Kesepakatan itu juga berisi perjanjian untuk mendanai pembangunan kembali sejumlah wilayah Ukraina, yang hancur akibat invasi Rusia sejak tahun 2022 lalu.

    Kesepakatan baru itu akan membentuk dana rekonstruksi yang dikelola bersama, yang dibiayai proyek mineral, minyak, dan gas baru di Ukraina.

    Menurut Svyrydenko dalam kesepakatan tersebut, tidak terdapat klausul mengharuskan Ukraina membayar utang biaya militer yang sudah diberikan pemerintah AS sebelumnya.

    AS telah memberikan bantuan puluhan miliar dolar sejak invasi Rusia tahun 2022 lalu.

    “Tidak ada ketentuan mengenai kewajiban utang Ukraina kepada Amerika Serikat,” kata Yulia Svyrydenko.

    Namun, hal itu memberikan insentif ekonomi bagi AS untuk melanjutkan pembelaannya terhadap Ukraina dan secara otomatis akan menghadang serangan Rusia.

    Dalam kesepakatan tersebut juga disebutkan Ukraina akan mempertahankan kepemilikan penuh dan kendali atas sumber dayanya. “Negara Ukrainalah yang menentukan apa dan di mana akan mengekstraksi,” tulisnya di X.

    Kesepakatan itu memungkinkan kedua negara untuk memperluas potensi ekonomi mereka melalui kerja sama dan investasi yang setara.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini