27.3 C
Jakarta
Friday, June 6, 2025

    Ada perbedaan flu dan pilek, begini cara mengatasinya

    Terkait

    PRIORITAS, 4/6/25 (Jakarta): Diketahui, flu dan pilek merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang umum terjadi, terutama saat musim hujan atau perubahan cuaca.

    Kendati gejalanya seperti hidung tersumbat, batuk, dan sakit tenggorokan sering tumpang tindih, flu serta pilek memiliki penyebab, tingkat keparahan, juga risiko komplikasi yang berbeda.

    Nah, memahami perbedaan ini, penting untuk memilih penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi.

    Selanjutnya, inilah perbedaan flu dan pilek serta cara mengatasinya, yang disitat dari Mayo Clinic, sebagaimana Beritasatu.

    Perbedaan flu dan pilek

    Sebenarnya, flu disebabkan oleh virus influenza (tipe A, B, atau C), yang cenderung lebih agresif dan dapat memicu wabah musiman atau pandemi. Sebaliknya, pilek disebabkan oleh lebih dari 200 jenis virus, dengan rhinovirus sebagai penyebab utama (30–50 persenkasus), dimana umumnya lebih ringan.

    Secara umum, gejala flu muncul secara tiba-tiba dan lebih parah, termasuk demam tinggi (38–40 derajat celsius) selama 3–4 hari, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan ekstrem, batuk kering, sakit tenggorokan, serta kadang hidung tersumbat.

    Selain itu, flu juga dapat menyebabkan menggigil, keringat berlebih, dan rasa lelah di seluruh tubuh, serta pada anak-anak mungkin disertai mual atau muntah.

    Sedangkan gejala pilek berkembang secara bertahap dan lebih ringan, seperti hidung tersumbat atau pilek (cairan bening hingga kental), bersin-bersin, sakit tenggorokan ringan, serta batuk ringan hingga sedang. Pilek jarang disertai demam, kecuali demam ringan pada anak-anak.

    Lalu, durasi flu biasanya berlangsung 7–14 hari, dengan kelelahan yang bisa bertahan hingga 2–3 minggu. Sedangkan pilek umumnya sembuh dalam 7–10 hari, meskipun batuk atau hidung tersumbat bisa berlangsung lebih lama.

    Namun, flu berisiko menyebabkan komplikasi serius, seperti pneumonia, bronkitis, infeksi sinus, atau infeksi telinga, terutama pada kelompok rentan, seperti Lansia, anak-anak, ibu hamil, atau penderita penyakit kronis. Pilek jarang menyebabkan komplikasi, tetapi bisa memicu infeksi sinus atau telinga jika tidak ditangani dengan baik.

    Dalam segi penyebaran, flu sangat menular, terutama satu hari sebelum gejala muncul hingga 5–7 hari setelahnya, melalui droplet (percikan air liur) saat batuk, bersin, atau berbicara. Pilek juga menular melalui droplet atau kontak langsung, seperti menyentuh permukaan yang terkontaminasi, tetapi kurang agresif dibandingkan flu.

    Cara mengatasi flu dan pilek

    Kendati flu dan pilek umumnya sembuh sendiri dengan istirahat yang cukup, ada beberapa cara untuk meredakan gejala dan mempercepat pemulihan.

    1. Perawatan di rumah

    Yakni beristirahat yang cukup membantu tubuh melawan virus, jadi kurangi aktivitas fisik dan tidur 7–8 jam per hari. Minum banyak air, teh herbal hangat (seperti teh jahe atau peppermint), atau kaldu untuk mencegah dehidrasi dan mengencerkan lendir.

    Kemudian, konsumsi makanan kaya vitamin C dan zinc, seperti buah jeruk, bayam, atau kacang-kacangan, untuk mendukung sistem kekebalan tubuh. Gunakan pelembap udara (humidifier) atau mandi air hangat untuk melembapkan saluran napas dan meredakan hidung tersumbat.

    Juga bilas hidung dengan larutan saline menggunakan semprotan atau neti pot untuk membersihkan lendir, terutama saat pilek.

    2. Pengobatan alami

    Diketahui, madu yang memiliki sifat antibakteri dan antiviral, dapat dicampurkan (1–2 sendok makan) ke dalam air hangat atau teh untuk meredakan batuk dan sakit tenggorokan, tetapi hindari untuk anak di bawah satu tahun karena risiko botulisme.

    Selain itu, jahe segar (1–2 cm) direbus untuk membuat teh jahe, ditambah madu atau lemon, membantu mengurangi peradangan dan hidung tersumbat. Sup ayam hangat juga dapat mengurangi peradangan dan membantu mengeluarkan lendir dari saluran napas.

    Disebutkan, suplemen atau teh echinacea dan elderberry juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan memperpendek durasi gejala flu, tetapi konsultasikan dengan dokter sebelum penggunaan.

    3. Obat-obatan tanpa resep

    Diketahui, dekongestan seperti pseudoephedrine atau phenylephrine dapat meredakan hidung tersumbat, tetapi gunakan sesuai dosis untuk menghindari efek samping seperti peningkatan tekanan darah. Begitu juga paracetamol atau ibuprofen dapat digunakan untuk mengurangi demam, sakit kepala, atau nyeri otot, terutama saat flu.

    Selain itu, untuk pilek, antihistamin seperti loratadine dapat mengurangi bersin dan pilek, tetapi hindari penggunaan berlebihan karena dapat menyebabkan kantuk.

    4. Pengobatan medis untuk flu

    Terhadao flu berat, dokter mungkin meresepkan obat antiviral, seperti oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir (Relenza) jika diminum dalam 48 jam pertama gejala. Obat ini efektif untuk kelompok berisiko tinggi seperti Lansia atau penderita penyakit kronis.

    Langsung cari bantuan medis jika gejala flu disertai kesulitan bernapas, nyeri dada, demam tinggi yang tidak turun, atau kebingungan, karena ini bisa menandakan komplikasi seperti pneumonia.

    Pencegahan flu dan pilek

    Prinsip umum, mencegah lebih baik daripada mengobati. Cuci tangan dengan sabun selama minimal 20 detik untuk mencegah penyebaran virus. Hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut, serta jaga jarak dari orang yang sedang sakit.

    Lalu, gunakan masker di tempat ramai atau selama musim flu untuk mengurangi risiko penularan droplet. Konsumsi makanan sehat, tidur cukup, dan kelola stres untuk menjaga daya tahan tubuh.

    Kemudian, segera hubungi dokter jika gejala tidak membaik setelah 10 hari, demam tinggi (lebih dari 38 derajat celsius) berlangsung lebih dari tiga hari, atau Anda mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, maupun kebingungan.

    Sementara itu, kelompok berisiko tinggi seperti Lansia, ibu hamil, anak kecil, atau penderita penyakit kronis (misalnya diabetes atau asma) harus lebih waspada terhadap komplikasi flu.

    Diketahui juga, flu, yang disebabkan oleh virus influenza, memiliki gejala lebih parah, seperti demam tinggi dan nyeri otot. Sedangkan pilek akibat rhinovirus lebih ringan dengan fokus pada hidung tersumbat dan bersin. Dengan penanganan yang tepat, Anda dapat melewati musim flu dan pilek dengan lebih nyaman. (P-Bst/me)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini