Tonton Youtube BP

Transformasi N219 jadi pesawat pengintai canggih: Lompatan besar industri dirgantara Indonesia

Wilson Lumi
24 Nov 2025 08:22
2 minutes reading

PRIORITAS, 24/11/2025 (Jakarta): N219 Nurtanio, sebuah pesawat kecil buatan Bandung, kini bersiap menjalani transformasi besar, menjadi “mata” baru penjaga perairan Indonesia.

Di hanggar PT Dirgantara Indonesia (PTDI), kisah kemandirian dirgantara nasional memasuki babak baru setelah perusahaan itu resmi menggandeng Scytalys, raksasa teknologi pertahanan asal Yunani.

Kolaborasi ini diumumkan lewat penandatanganan framework agreement di Athena pada 21 November 2025, disaksikan langsung Kepala Bakamla RI, Laksdya TNI Irvansyah. Momen tersebut menandai sejarah penting—untuk pertama kalinya pesawat N219 yang awalnya dirancang untuk transportasi sipil, di-upgrade menjadi platform Maritime Surveillance Aircraft (MSA) yang sarat teknologi intelijen dan pengawasan.

Sebagaimana dilansir Berita Satu, Senin (24/11/25) menyebutkan Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, berpendapat bahwa kerja sama ini sebagai lompatan visi.

PTDI akan menangani rekayasa pesawat dan integrasi platform, sementara Scytalys mengisi jantung kemampuan tempurnya: sistem misi udara MIMS Airborne Mission System. Sinergi dua negara ini akan membuat N219 MSA mampu menjalankan operasi pantau laut dengan presisi tinggi.

Perangkat elektro-optik pada pesawat memungkinkan pendeteksian objek hingga 20 kilometer, sementara radar berjangkauan 160 mil laut siap memantau kapal mencurigakan jauh sebelum memasuki teritori Indonesia. Dilengkapi tactical datalink, pesawat ini dapat mengirimkan data target secara real-time ke pusat komando, membantu Bakamla menutup titik-titik rawan di perbatasan.

Laksdya Irvansyah menyambut hangat langkah ini. Ia telah mengajukan kebutuhan empat unit N219 MSA kepada Bappenas, seraya menegaskan komitmen penggunaan produk dalam negeri. Daya jelajah lebih dari lima jam membuat pesawat ini sangat cocok menjaga perairan luas Nusantara—mulai dari Alur Laut Kepulauan Indonesia hingga wilayah yang kerap jadi jalur penyelundupan.

Meski kerja sama sudah dideklarasikan, langkah teknis berikutnya masih menunggu hasil focus group discussion (FGD) antara PTDI dan Scytalys. Finalisasi dan kontrak pengadaan direncanakan selesai pada akhir 2026. Jika semua berjalan sesuai rencana, Indonesia akan segera memiliki pesawat patroli maritim “buatan sendiri” yang tak kalah dengan produk negara maju.

Bagi PTDI, ini lebih dari sekadar proyek. Ini adalah pembuktian bahwa industri dirgantara Indonesia terus tumbuh—dan dunia mulai melirik. (P-*/bwl)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x