Foto ilustrasi cluster perumahan. (Dok/Damai Putra Group)PRIORITAS, 27/10/25 (Jakarta): Harga properti di inti kota Jakarta Pusat serta Jakarta Selatan sudah melambung hingga ratusan juta rupiah per meter persegi. Sebagai contoh, rata-rata apartemen strata title di CBD Jakarta mencapai sekitar Rp52,92 juta per m² pada Q1/2025. Kondisi tersebut membuat banyak calon pembeli hunian memilih melirik kawasan pinggiran yang menawarkan lahan lebih lega serta harga relatif lebih terjangkau.
Berikut lima daerah yang layak jadi pertimbangan untuk dibeli serta ditempati sebagai hunian, karena kombinasi akses, fasilitas serta potensi kenaikan nilai:
Cibubur (Jakarta Timur) — Kawasan ini telah menjadi titik pertemuan strategis di sisi timur Jakarta. Infrastruktur seperti tol serta LRT memperkuat konektivitasnya. Lingkungan cukup hijau, cocok untuk keluarga yang mencari hunian nyaman.
Depok (Pinggiran Jakarta) — Terdapat wilayah seperti Cinangka & Bojongsari yang mulai ramai dikembangkan perumahan menengah ke bawah dengan kenaikan harga tanah sekitar 10 persen y-o-y. Kondisi akses ke Jakarta Selatan makin baik, sehingga cocok untuk end-user yang ingin tinggal sekaligus memiliki nilai investasi.
Bekasi Timur — Menurut laporan, Bekasi termasuk kota satelit dengan kenaikan harga properti tertinggi dan menjadi incaran masyarakat urban yang mencari hunian dengan harga lebih manusiawi dibandingkan pusat kota.
Tangerang Selatan (Tangsel) — Meskipun sudah cukup dikenal, Tangsel masih punya ruang untuk pertumbuhan terutama pada hunian keluarga dengan fasilitas pendidikan, kesehatan serta komersial yang berkembang.
Cikarang (sisi timur Jabodetabek) — Sebagai kota industri sekaligus wilayah hunian yang mulai menarik, Cikarang cocok bagi pembeli yang mencari hunian dekat dengan area kerja serta potensi regenerasi properti.
Memilih kawasan pinggiran bukan berarti mengorbankan akses atau fasilitas. Sebaliknya, banyak kawasan di atas telah dibekali infrastruktur yang makin baik serta komunitas hunian yang berkembang. Selain itu, harga per meter di pinggiran masih jauh di bawah harga di pusat kota. Sebagai gambaran, di Jakarta rata-rata hunian keluarga di pinggiran bisa mulai dari Rp300-800 juta, dibandingkan rumah di pusat yang bisa miliaran rupiah.
Untuk pembeli yang akan menetap, penting memeriksa aspek seperti akses transportasi umum, ketersediaan sekolah serta layanan kesehatan, serta izin lingkungan kawasan. Daerah yang masih “naik” biasanya memiliki lahan yang belum sepenuhnya dibebani harga premium sehingga memberi fleksibilitas bagi pembeli pertama. Sebagai contoh, kawasan pinggiran Jakarta kini disebut sebagai “emas baru” properti 2025.
Meski demikian, pembeli tetap harus berhati-hari terhadap potensi banjir, kemacetan akses utama, serta kualitas pembangunan. Investasi di pinggiran bukan berarti bebas risiko. Agar aman, disarankan memilih pengembang terpercaya serta memastikan legalitas lengkap.
Jadi, jika Anda menilai, harga properti di Jakarta sudah “terlalu tinggi” untuk status hunian keluarga, lima kawasan di atas bisa menjadi alternatif bijak. Tentu Anda tetap harus menyesuaikan dengan budget, mobilitas harian serta rencana jangka panjang. (P-*r/Zamir Ambia)
No Comments