Tonton Youtube BP

Menekraf dukung proyek film animasi “Malahayati”, kolaborasi dengan Kedubes Turki

Rebecca Wilhelmina T
19 Oct 2025 15:53
3 minutes reading

PRIORITAS, 19/10/25 (Jakarta): Film animasi “Malahayati” yang diangkat dari kisah laksamana perempuan pertama di dunia asal Aceh, sedang dipersiapkan untuk diproduksi.

Hal itu mengemuka dalam audiensi Brown Sugar Films (sebelumnya bernama Bali Animasi Sosulsi Ekakarsa- BASE) Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya, Sabtu (18/10/25), dilansir dari keterangan menteri pada Minggu (19/20/25). Dalam pertemuan tersebut, Menekraf menyatakan dukungan terhadap proyek “Malahayati”.

Disebutkan, film animasi “Malahayati” dijajaki lewat kolaborasi Brown Bag Films dengan Kedutaan Besar Turki di Jakarta. Proyek film tersebut tidak hanya bertujuan menghidupkan sejarah, tetapi juga menjadi aset kekayaan intelektual yang bernilai ekonomi tinggi.

“Melalui klaster program seperti Sinergi Ekraf, kami bisa dorong kolaborasi film animasi ‘Malahayati’ dengan Kedubes Turki untuk memperluas eksposur dan membuka peluang investasi global,” kata Menteri Ekraf Teuku Riefky dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu.

Menteri dari Partai Demokrat itu berharap, proyek film animasi “Malahayati” yang diangkat dari kisah laksamana perempuan pertama di dunia asal Aceh, bisa mendunia.

Menurut Menekraf Teuku Riefky Harsya, Kementerian berkomitmen memfasilitasi kerja sama dengan mitra strategis yang relevan, termasuk dengan pihak internasional. Dia menyoroti peran Kementerian dalam membantu komersialisasi kekayaan intelektual berbasis budaya.

Dikatakannya, kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Indonesia dapat menjadi penggerak ekonomi yang baru dan semua hal itu berasal dari daerah-daerah.

“Setiap daerah di Indonesia menyimpan kisah sejarah dan pahlawan yang luar biasa, termasuk Aceh dengan beragam legenda dan tokoh perjuangannya. Peran kami adalah memfasilitasi agar kekayaan cerita ini dapat dikembangkan dan dikomersialisasi melalui karya kreatif seperti film, komik, atau gim,” kata Riefky, dikutip dari Antara.

Menekraf mengapresiasi film animasi “Malahayati” yang mampu membuktikan bahwa kekuatan penceritaan kuat disertai bentuk kreatif tentang sosok berpengaruh dari Indonesia bisa menjadi kekayaan intelektual bernilai ekonomi tinggi.

Menekraf Teuku Riefky Harsya, menerima audiensi dari Brown Bag Films, di Jakarta. (Kemenekraf)

Bagian dari 10 film

Dalam kesemoatan yang sama, Sigit Eko Prabowo, Executive and Business Strategy Manager Brown Bag Films, menjelaskan bahwa proyek “Malahayati” merupakan bagian dari 10 film layar lebar jangka panjang yang akan mereka produksi dalam 10 tahun ke depan.

Dikatakan, Studio BASE didirikan pada 2015 dan resmi rebranding menjadi Brown Bag Films pada 2019. Sejak 2024, Brown Bag Films menjadi bagian dari Scholastic Inc., perusahaan penerbitan terkemuka asal Amerika Serikat. Studio ini kini mempekerjakan sekitar 320 profesional, dengan 99 persen di antaranya merupakan talenta lokal berbasis di Bali.

Proyek film “Malahayati”, jelasnya, merupakan kolaborasi dengan Temotion (PT Tempo Kreasi Animasi) dan mengangkat kisah Laksamana Keumalahayati, pahlawan perempuan asal Aceh yang dikenal sebagai laksamana perempuan pertama di dunia.

Sosok Malahayati diharapkan mampu menggambarkan simbol kepemimpinan, keberanian, dan pemberdayaan perempuan Indonesia. Melalui proyek itu, sejumlah elemen budaya Indonesia juga akan dihadirkan, termasuk pencak silat dan tari saman, serta potensi penguatan hubungan sejarah antara Turki dan Indonesia.

Sigit Eko Prabowo mengungkapkan, melalui proyek 10 film ini, mereka ingin memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia yang masing-masing merepresentasikan karakter dan kisah dari berbagai provinsi. Seperti halnya Malahayati dari Aceh yang mengangkat semangat kepahlawanan, lalu dari Bali ada karakter ‘Wayan’ yang menggambarkan keseimbangan alam dan kearifan lokal,” kata Sigit.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Aceh Almuniza Kamal yang turut hadir dalam audiensi dengan Menekraf, menyampaikan dukungan Pemprov Aceh terhadap pengembangan film animasi “Malahayati”. Di mata mereka, “Malahayati”  dinilai mampu mengangkat kembali semangat kepahlawanan dan memperkenalkan sejarah Aceh ke khalayak luas.

Ia menegaskan, Pemerintah Aceh berkomitmen untuk berkolaborasi dalam kegiatan promosi dan peluncuran film tersebut, sekaligus memperkuat jejaring kerja sama dengan mitra internasional.

“Kami sangat mendukung pengembangan film animasi ‘Malahayati’ karena membawa nama dan semangat Aceh ke tingkat nasional maupun global,” kata Almuniza. (P-rwt)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x