PRIORITAS, 14/10/25 (Tel Aviv): Militan Hamas sampai hari Selasa malam 14 Oktober 2025, baru menyerahkan empat jenazah sandera Israel, yang mereka tahan sejak penyerbuan dan penculikan 7 Oktober 2023 di Israel Selatan.
Empat jenazah itu diserahkan ke perwakilan Palang Merah Internasional (ICRC) di Jalur Gaza, kemudian diserahkan ke Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Senin sore waktu setempat di titik kumpul yang dijaga ketat militer.
Berarti masih tersisa 24 jenazah sandera yang ditahan militan Hamas. Padahal dalam perjanjian gencatan senjata fase pertama di Mesir, militan Hamas harus menyerahkan semua sandera baik yang hidup dan mati.
Sebanyak 20 sandera hidup sudah diserahan militan Hamas dalam dua tahap pembebasan hari Senin 13 Oktober 2025 di Gaza Tengah.
Menurut jurubicara IDF, Brigjen Effie Defrin, seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Selasa (14/10/25), empat jenazah itu sebelum dibawa ke Israel, saat masih di Jalur Gaza diadakan upacara militer untuk mengenang mereka.
Foto empat sandera yang disandera militan Hamas, pulang ke Israel dalam keadaan sudah menjadi mayat.(@criptique_7)
Pasukan Israel membungkus peti jenazah sandera dengan bendera Israel, memberi hormat, dan membacakan sebuah pasal dari Kitab Mazmur.
Setelah itu, empat peti jenazah sandera dengan dikawal pasukan IDF dan Shin Bet, dibawa menyeberangi perbatasan ke wilayah Negara Israel.
Sengaja dibunuh
Sebelum diserahkan kepada keluarga, semua jenazah dibawa terlebih dahulu ke Pusat Kedokteran Forensik Nasional di Abu Kabir, bekerja sama dengan Polisi Israel dan Rabbinat Militer, untuk proses identifikasi DNA.
Selasa sore proses identifikasi telah selesai dan perwakilan IDF memberitahukan kepada keluarga sandera almarhum Guy Illouz, dan Bipin Joshi, serta dua sandera lainnya yang telah meninggal dunia.
Dua sandera terakhir, namanya belum diizinkan keluarga untuk dipublikasikan. Tetapi informasi yang diperoleh mereka adalah Yossi Sharabi dan Daniel Peretz.
Menurut informasi dan intelijen IDF seperti dirilis Ynetnews, Guy Illouz terluka dan diculik militan Hamas dalam keadaan hidup setelah melarikan diri dari pesta musik Nova ke wilayah Tel Gama.
Guy meninggal karena lukanya setelah tidak menerima perawatan medis yang memadai selama disandera militan Hamas. Ia berusia 26 tahun saat meninggal. Kesimpulan akhir akan dirumuskan setelah penyelesaian pemeriksaan penyebab kematian di Pusat Nasional Kedokteran Forensik.
Sedangkan Bipin Joshi, adalah warga negara Nepal yang bekerja di Israel. Ia diculik teroris Hamas pada usia 23 tahun dari bunker di Kibbutz Alumim.
Diperkirakan dia sengaja dibunuh militan Hamas dalam tahanan pada bulan-bulan awal perang. Kesimpulan akhir akan dirumuskan setelah penyelesaian pemeriksaan penyebab kematian di Pusat Nasional Kedokteran Forensik.
IDF dan unit tawanan serta yang hilang di Negara Israel berbela sungkawa kepada keluarga, terus berupaya keras untuk mengembalikan semua sandera dan bersiap untuk melanjutkan pelaksanaan perjanjian.
Militan Hamas dituntut harus memenuhi perjanjian dan melakukan upaya yang diperlukan untuk mengembalikan semua sandera yang telah meninggal kepada keluarga mereka dan pemakaman yang layak.
Para petugas keamanan Israel memberi hormat kepada jenazah empat sandera yang dibawa dalam ambulans di Pusat Kedokteran Forensik Nasional di Abu Kabir.(israel police)
Pelanggaran perjanjian
Markas besar keluarga sandera di Israel, menuntut agar pelaksanaan perjanjian dengan militan Hamas harus dihentikan, hingga pembebasan penuh dan mutlak semua jenazah.
“Pelanggaran perjanjian oleh Hamas harus ditanggapi dengan tindakan tegas dari pemerintah dan mediator. Perjanjian harus dihormati oleh kedua belah pihak. Jika Hamas tidak memenuhi kewajibannya, Israel juga tidak boleh memenuhi kewajibannya”, tegas mereka.
Mereka mengatakan pihaknya terkejut dan ngeri, setelah diberitahu hanya empat jenazah sandera, dari 28 sandera yang masih ditahan militan Hamas, yang dikembalikan pada hari Senin.
“Ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian oleh Hamas,” kata forum tersebut.
“Kami berharap pemerintah Israel dan para mediator segera bertindak untuk memperbaiki ketidakadilan yang parah ini. Para mediator harus meminta pertanggungjawaban organisasi teror Hamas atas pelanggaran ini”, kata mereka.
“Ini adalah kondisi ketidakpastian yang menyakitkan. Ini bertentangan dengan apa yang diberitahukan kepada kami dan apa yang telah disepakati. Empat dari 28 — itu bahkan belum seperempatnya. Ini merupakan pelanggaran kesepakatan, dan kami berharap pemerintah Israel bertindak,” kata Boaz Zalmanovich, putra Aryeh Zalmanovich — yang jenazahnya masih ditahan militan Hamas.
Gagal penuhi komitmen
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz menyebut pengumuman militan Hamas yang hanya mengembalikan empat jenazah, merupakan kegagalan memenuhi komitmen.
“Setiap penundaan atau penghindaran yang disengaja akan dianggap sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian dan akan ditanggapi sebagaimana mestinya”, tulis Katz di akun X-nya.
Juru Bicara IDF, Brigjen Effie Defrin, mengatakan upaya masih dilakukan untuk menemukan lebih banyak jenazah. “Kami menuntut Hamas untuk menaati perjanjian tersebut,” ujarnya.
Jika militan Hamas gagal bekerja sama lebih lanjut, Israel diperkirakan akan merespons dengan sanksi — berpotensi menghentikan pembangunan kembali Gaza, memblokir pengiriman bantuan, peralatan toko roti, dan pasokan sipil lainnya.(P-Jeffry W)
No Comments