Tonton Youtube BP

Para konglomerat bantu Rp 51 triliun biayai proyek energi sampah se Indonesia

Jeffry Wuisan
8 Oct 2025 14:24
5 minutes reading

PRIORITAS, 8/10/25 (Jakarta): Sebanyak 46 konglomerat Indonesia memborong Patriot Bond Danantara senilai 51,75 triliun rupiah, untuk membantu pembangunan sarana energi bersih di Indonesia, seperti waste to energy (WtE) atau energi dari sampah.

Nilai yang dikeluarkan masing-masing konglomerat bervariasi dalam membeli surat utang dengan bunga 2 persen tersebut.

Dari daftar nama pembeli Patriot Bond yang bocor seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Rabu (8/10/25) itu,  tertulis paling rendah dana yang digelontorkan para konglomerat itu sebesar 50 miliar rupiah. Yang lain bervariasi dari 200 miliar hingga 3 triliun rupiah.

Setidaknya ada 7 konglomerat yang mengeluarkan dana investasi 3 triliun rupiah. Mereka itu adalah Antony Salim (perusahaan Salim & DCI), Prajogo Pangestu (Barito grup), Sugianto Kusuma (Agung Sdayau & Erajaya), Franky Wijaya (Sinar Mas grup), Boy Thohir dan Edwin Soeryadjaya (Adaro & Saratoga), Budi Hartono (Djarum), Prijno Sugiarto (Astra) serta Low Tuck Kwong (Bayan Resources).

Daftar yang bocor berisi nama konglomerat Indonesia pembeli Patriot Bond Danantara senilai 51,7 triliun untuk proyek energi besih.(x.@profesorsaham)

Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengungkapkan penerbitan Patriot Bond sudah sepenuhnya terserap.

CEO Danantara, Rosan Roeslani, seperti dirilis CNBC Indonesia menyampaikan target penghimpunan dana Rp50 triliun sudah tercapai, dan akan digunakan untuk proyek pengelolaan sampah menjadi energi atau waste to energy (WtE).

Patriot bonds kan, alhamdulillah sesuai dengan target sebesar Rp50 triliun sudah fully subscribed, lah ya. Dan kita itu, dana itu kita akan menggunakan untuk Waste to Energy. Jadi memang in line, jadi dananya juga siap, sudah beres, masuk, kemudian Waste to Energy-nya kita launching,” jelas Rosan di Jakarta, baru-baru ini.

Rosan mengharapkan pada akhir Oktober 2025 ini, Danantara dapat memulai proses tender untuk proyek WtE tersebut.

Proyek energi terbarukan

Menurut Rosan, selain fokus pada proyek WtE, dana Patriot Bonds secara umum juga akan dialokasikan untuk proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT) lainnya.

Ini menunjukkan komitmen Danantara untuk mendukung transisi energi bersih Indonesia secara komprehensif dan menggarisbawahi cakupan investasi yang luas di sektor energi hijau.

“Kalau waste to energy memiliki suatu hal yang baru ya yang diharapkan bisa kita gelar di 33 kota. Tapi pada saat ini saja ternyata apakah keinginannya atau appetitenya juga sangat-sangat tinggi,” ujarnya.

Saat disinggung mengenai beredarnya daftar 46 konglomerat Indonesia yang disebut-sebut sebagai investor Patriot Bond, Rosan memilih untuk tidak memberikan jawaban tegas. Ia hanya memastikan target pengumpulan dana sebesar Rp 50 triliun telah tercapai.

“Pokoknya dananya sudah full tercapai Rp 50 triliun. Itu yang bisa saya sampaikan, ” kata Rosan.

Ada beberapa teknologi

Data dari United Nation Climate Change menyebutkan teknologi Waste-to-Energy (WtE) atau dikenal dengan sebutan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) terdiri dari setiap proses pengolahan limbah yang menciptakan energi dalam bentuk listrik atau panas dari beberapa jenis limbah.

Limbah semi-padat (misalnya lumpur kental dari instalasi pengolahan limbah) hingga limbah cair (misalnya limbah domestik).

Diagram pengolah sampah menjadi energi. (waste4change.com)

Teknologi WtE yang paling dikenal saat ini adalah Insinerasi atau Pembakaran langsung sampah padat kota (MSW) dan/atau bahan bakar turunan sampah dengan suhu antara 750 dan 1100ºC.

Adanya oksigen yang menghasilkan uap untuk listrik dan/atau pembangkitan panas dalam boiler atau turbin uap.

Ini dapat menghasilkan panas atau listrik, atau gabungan panas dan daya.

Kedua adalah Gasifikasi. Oksidasi parsial limbah (misalnya limbah kayu, residu pertanian, lumpur limbah, dan limbah plastik) antara 800 dan 1200ºC dengan adanya jumlah oksigen yang terkendali,  dan menghasilkan gas sintetis untuk pembakaran lebih lanjut atau konversi ke bahan baku kimia.

Ketiga adalah Pirolisis. Degradasi termal limbah (misalnya limbah kayu, residu pertanian, lumpur limbah, dan limbah plastik) antara 300 dan 1300ºC tanpa oksigen yang menghasilkan bahan bakar cair,  untuk pembakaran lebih lanjut atau konversi menjadi bahan baku kimia.

Pencernaan anaerobik: Biodegradasi limbah organik (yang mudah terurai) tanpa oksigen oleh mikroorganisme anaerobik.

Limbah yang dihasilkan dapat berupa fraksi organik terpisah dari sampah kota, sampah makanan, kotoran hewan/manusia, atau cairan dan lumpur.

Pencernaan menghasilkan biogas dan digestat. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Digestat dapat dikomposkan untuk digunakan sebagai pengkondisi tanah atau dikeringkan dan digunakan sebagai bahan bakar turunan sampah bernilai kalori rendah.

Asuransi politik

Di tengah keberhasilan penggalangan dana lewat Patriot Bonds, publik dikejutkan bocoran daftar nama 46 konglomerat yang disebutkan ikut berpartisipasi. Akun media sosial x @profesor_saham menyebut nama-nama konglemerat besar masuk dalam daftar pembeli.

Meski demikian, Danantara Indonesia menegaskan informasi tersebut bukan data resmi. “Itu bukan informasi resmi dan sampai saat ini belum ada pengumuman mengenai daftar investor Patriot Bonds,” ujar MD Global Relations and Governance Danantara, Mohamad Al-Arief.

Ia menjelaskan, Patriot Bonds merupakan instrumen investasi tertutup dengan skema private placement dan bersifat sukarela. “Skema ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk berkontribusi pada pembangunan lintas generasi, dengan prinsip transparansi dan tata kelola yang kuat,” katanya.

Sejumlah pengamat menyoroti fenomena ini dari sudut pandang berbeda.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menyebut Patriot Bonds tak sekadar instrumen keuangan, melainkan simbol ‘asuransi politik’ bagi para pengusaha besar.

“Sebenarnya aneh, mereka membeli surat utang dengan bunga hanya 2 persen, padahal di pasar SBN bisa dapat 6 persen. Ini lebih ke bentuk jaminan politik agar bisnis mereka tetap aman,” kata Bhima.

Ia menilai, partisipasi para konglomerat besar bisa dipahami sebagai bentuk dukungan terhadap proyek strategis pemerintah sekaligus cara menjaga hubungan baik dengan kekuasaan.

“Konsesi tambang, energi, dan sawit bisa saja menjadi kesepakatan tidak tertulis di balik pembelian obligasi itu,” tambahnya, seperti dilaporkan media Go Riau.

Terlepas dari polemik tersebut, Danantara melihat pengumpulan dana Rp50 triliun lewat Patriot Bonds adalah keberhasilan. Jika berjalan sesuai rencana, proyek waste to energy ini akan menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya Indonesia beralih menuju energi bersih atau green energy.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x