Tonton Youtube BP

Peringatan terakhir Trump ke militan Hamas, segera bebaskan sandera atau dimusnahkan

Jeffry Wuisan
3 Oct 2025 23:22
3 minutes reading

PRIORITAS, 3/10/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengeluarkan peringatan terakhir kepada militan Hamas, agar segera bebaskan semua sandera paling lambat hari Minggu, 5 Oktober 2025.

Jika ultimatum tersebut tidak dipenuhi, Trump berjanji akan memerintahkan pemusnahan massal terhadap seluruh militan Hamas.

“Sedangkan sisanya, kami tahu di mana dan siapa Anda, dan Anda akan diburu dan dibunuh”, kata Trump dalam postingannya di Truth Social, seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Jumat (3/10/25).

Trump mengemukakan, batas waktu untuk militan Hamas memenuhi  kesepakatan itu, selambat-lambatnya hari Minggu pukul 18.00 waktu Washington.

Ia memperingatkan apabila batas waktu tidak dipenuhi, akan ada respons sersangan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap militan Hamas.

Presiden AS ini berjanji perdamaian di Timur Tengah akan terwujud, dengan cara apa pun.

Menurut Trump, militan Hamas telah menjadi ancaman yang kejam dan brutal selama bertahun-tahun.

Puncaknya, serangan pembantaian militan Hamas 7 Oktober 2023 ke Israel Selatan, yang menewaskan ribuan warga sipil, termasuk bayi, perempuan, anak-anak dan lansia.

Sudah terkepung

Ia mengatakan lebih dari 25.000 militan Hamas telah tewas sebagai respons atas serangan 7 Oktober tersebut, dan sebagian besar pejuangnya yang tersisa sudah terkepung dan terjebak secara militer.

Trump menegaskan, ia siap memberikan perintah untuk melenyapkan semua militan Hamas.

Ia memperingatkan militan Hamas yang tersisa tetap akan diburu di manapun mereka bersembunyi dan dibunuh.

Trump juga mendesak semua warga Palestina di Jalur Gaza yang tidak bersalah,  untuk segera meninggalkan daerah-daerah bahaya ke wilayah yang lebih aman.

Presiden Trump mengatakan negara-negara besar Timur Tengah, Amerika Serikat, dengan Israel sebagai penandatangannya, telah menyetujui proposal kesepakatan damai sejak awal pekan ini.

Kesepakatan itu, katanya,  untuk menyelamatkan nyawa para militan Hamas yang tersisa dan detail perjanjian tersebut telah diketahui dunia.

Donald Trump telah menyebut  kelompok militan Hamas akan menghadapai ‘neraka’ jika tidak menerima perjanjian damai tersebut.

“Jika kesepakatan kesempatan terakhir ini tidak tercapai, neraka, yang belum pernah terjadi sebelumnya, akan melanda Hamas”, tekannya.

Hamas meremehkan

Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkap proposal 20 poin damai dengan militan Hamas di Gedung Putih pada hari Senin.

Militan Hamas terkesan meremehkan proposal damai itu, dengan mengatakan masih butuh waktu untuk melihat rinciannya dan berkonsultasi dengan faksi Palestina lainnya.

Israel telah menyetujui persyaratannya, yang meliputi gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera, dan pelucutan senjata militan Hamas.

Poin proposal damai itu termasuk jaminan tidak seorang pun akan dipaksa meninggalkan Jalur Gaza dan ada “panel perdamaian” yang memerintah termasuk Sir Tony Blair.

Seorang pemimpin militan Hamas, Mahmoud Mardawi, seperti dilaporkan media Timur Tengah, mengatakan kelompoknya tidak akan menyetujui kesepakatan,  yang tidak mencakup penentuan nasib sendiri bagi rakyat Palestina.

Presiden Trump telah berjuang keras untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza,  ketika militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.

Unggahan terbarunya di media sosial merupakan upaya lain untuk meningkatkan tekanan terhadap militan Hamas.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x