Tonton Youtube BP

Presiden Trump marah gadis pengungsi Ukraina malah terbunuh di AS

Jeffry Wuisan
10 Sep 2025 19:17
4 minutes reading

PRIORITAS, 10/9/25 (Washington):  Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump sangat marah, karena seorang gadis Ukraina yang lari mengungsi akibat perang dengan Rusia, malah tewas dibunuh residivis di dalam kereta api di AS.

Presiden Donald Trump menyalahkan oposisi dari Partai Demokrat, karena selama ini sering menghalanginya memenjarakan orang-orang jahat yang berkeliaran di jalanan.

“Darah wanita tak berdosa ini benar-benar terlihat menetes dari pisau si pembunuh, dan sekarang darahnya ada di tangan kaum Demokrat yang menolak memenjarakan orang jahat, termasuk Mantan Gubernur yang dipermalukan dan ‘Wannabe Senator’ Roy Cooper “, tulis Trump Truth Social, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Rabu (10/9/25).

Gadis Iryna Zarutska (23 tahun), baru saja tiba di AS dari tanah airnya Ukraina, yang dilanda perang melawan Rusia.

Ia menaiki kereta di South End, Charlotte, Carolina Utara, tepat setelah pukul 9.45 malam pada hari Jumat 22 Agustus 2025,  ketika dia diserang seorang penumpang lelaki yang duduk di belakangnya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memegang foto Iryna Zarutska dan pelaku pembunuhan, di Gedung Putih, Washington, Rabu 10 September 2025.(theindependent)

“Saya telah melihat video mengerikan seorang pengungsi Ukraina muda yang cantik, yang datang ke Amerika untuk melarikan diri dari Perang Ukraina yang kejam, dan tanpa sengaja menaiki Metro di Charlotte, Carolina Utara, di mana dia disergap secara brutal oleh seorang gila yang mengalami gangguan mental,” kata Presiden Trump.

14 kali ditangkap

Presiden Trump menilai sangat aneh pelakunya adalah seorang penjahat yang sebelumnya telah ditangkap sebanyak 14 kali, namun hanya dibebaskan berkeliaran lagi pada bulan Januari. “Apa yang dia lakukan naik kereta, dan berkeliaran di jalanan? Penjahat seperti ini harus dijebloskan ke penjara”, tegasnya.

Karena itu, Presiden Trump mengancam akan menurunkan pasukan federal seperti di sejumlah negara bagian lain untuk membasmi kejahatan.

“Carolina Utara, dan setiap Negara Bagian, membutuhkan hukum dan ketertiban, dan hanya partai republik yang akan mewujudkannya”, ujarnya.

Tersangka  memang residivis dengan catatan kriminal yang panjang mencakup perampokan bersenjata, pembobolan, dan pencurian sejak tahun 2011.

Pelaku Decarlos Brown sudah 14 kali ditangkap dan berulangkali masuk keluar penjara.(theindependent)

 

Ia menghabiskan enam tahun di penjara Carolina Utara dari tahun 2014 hingga 2020 karena perampokan dengan senjata berbahaya, pembobolan, dan pencurian.

Terakhir lelaki ini ditangkap pada Januari 2025, karena menyalahgunakan sistem 911 setelah ia mengajukan pengaduan tentang petugas polisi yang tidak menanggapi masalah medis dengan serius.

Ancaman hukuman mati

Dalam rekaman keamanan insiden tersebut, seorang pria terlihat mengambil pisau lipat dari sakunya dan bangkit dari kursi di belakang, serta langsung menikam Iryna.

Iryna menderita beberapa luka tusuk dalam serangan itu dan meninggal di tempat kejadian.

Pelaku melarikan diri melalui gerbong di stasiun berikutnya, tetapi ia langsung teridentifikasi sebagai Decarlos Brown Jr, seorang pria tunawisma berusia 34 tahun.  Polisi berhasil menangkapnya enam hari kemudian.

Rekaman menunjukkan korban (kanan) duduk di depan tersangka (lingkaran) dalam kereta api ringan komuter di lingkungan South End.(theindependent)

Departemen Kehakiman mengumumkan Brown didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama. Dakwaan federal yang ditambahkan pada hari Selasa dapat mengakibatkan dia dihukum mati.

Jaksa Agung AS, Pam Bondi, mengecam pembunuhan yang tidak masuk akal ini, sebagai akibat langsung dari kebijakan lunak terhadap kejahatan dan mengutamakan penjahat daripada orang yang tidak bersalah.

“Saya telah memerintahkan pengacara saya untuk menuntut DeCarlos Brown Jr., seorang pelaku kekerasan berulang dengan riwayat kejahatan kekerasan, di pengadilan federal atas tuduhan pembunuhan. Kami akan menuntut hukuman maksimal atas tindakan kekerasan yang tak termaafkan ini — dia tidak akan pernah lagi melihat cahaya hari sebagai orang bebas,” tegas Bondi.

Sangat tragis

Keluarga korban mengatakan dalam GoFundMe, Iryna telah mencari keamanan dan awal hidup baru di Amerika Serikat, tetapi hidupnya justru berakhir sangat tragis.

Iryna meraih gelar seni dari sebuah perguruan tinggi di Kyiv, Ukraina dan sedang belajar bahasa Inggris untuk menjadi asisten dokter hewan di AS.

Keluarganya mengatakan Iryna mengirim pesan teks kepada pacarnya pada malam kejadian itu, untuk memberi tahu dia akan segera pulang, tetapi ketika dia tidak tiba di apartemennya, orang-orang yang dicintainya menjadi khawatir.

Keluarga sangat terpukul setelah mendapat kabar Iryna meninggal akibat dibunuh seseorang di dalam kereta.  “Kami sangat sedih,” ujar keluarganya.

“Iryna datang ke sini untuk mencari kedamaian dan keamanan, tetapi nyawanya justru direnggut dengan cara yang paling mengerikan. Tidak ada keluarga yang seharusnya mengalami hal seperti ini”, tutur anggota keluarga Iryna.

Menteri Perhubungan AS, Sean Duffy, turut berbelasungkawa atas kematian tragis gadis pengungsi Ukraina itu.

“Saya punya anak perempuan seusia Iryna Zarutska. Presiden AS dan Departemen Perhubungan ada di sini untuk memperjuangkan orang-orang yang bekerja keras. Mereka berhak mendapatkan rasa aman di jalanan, di bus, dan di kereta api”, kata Sean Duffy.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x