PRIORITAS, 18/7/25 (Ramallah): Informasi yang diterima Beritaprioritas, Jumat (18/7/25), Israel dalam serangan gencar ke Gaza, Kamis (17/7/25) waktu setempat, sempat mengenai Gereja Keluarga Kudus di Gaza City. Karena itu, pihak Otoritas Palestina mengutuk keras serangan tersebut, dan mendesak Pemimpin Gereja di seluruh dunia untuk turut bersuara mengecam serangan itu.
Dilaporkan, Komite Tinggi Kepresidenan untuk urusan Gereja Palestina memandang serangan tersebut sebagai eskalasi yang membahayakan dalam peningkatan serangan yang semakin terang-terangan terhadap tempat ibadah umat Kristen.
“Ini adalah indikasi jelas dari kebijakan penodaan secara sistematis terhadap warga sipil dan rumah ibadah yang melanggar hukum internasional, kesucian agama, atau nilai-nilai dasar kemanusiaan,” menurut komite kepresidenan itu.
Pendeta dan Balita terluka
Diketahui, serangan tersebut menyebabkan wafatnya dua warga Gaza, yaitu Saed Salemeh dan Fumiya Ahmad, yang diketahui merupakan saudara Dr Maher Ayyad, anggota serta perwakilan komite di Gaza.
Selain itu, serangan juga menyebabkan 13 korban luka, termasuk Pendeta Paroki Gabriel Romanelli beserta seorang Balita berusia tiga tahun dan seorang penyandang disabilitas.
Adapun akibat serangan yang disengaja tersebut, bangunan gereja dan fasilitas di sekitarnya mengalami kerusakan parah.
Kekerasan atas Kota Kristen Taybeh
Selanjutnya, komite tersebut turut mengecam kekerasan pemukim Yahudi di kota Kristen Taybeh di Timur Ramallah.
Dalam beberapa hari terakhir, para pemukim telah menyerbu Gereja St. George dan pemakaman Kristen, serta terlibat dalam aksi intimidasi terhadap warga setempat.
Seruan Komite Gereja Palestina
Terkait terjadinya pelanggaran tersebut, Komite Gereja Palestina menyerukan supaya para pemimpin gereja dan pemuka agama Kristen di seluruh dunia untuk turut bersuara dan secara terbuka mengecam serangan Israel itu.
Juga, para pemimpin gereja sedunia turut didesak untuk menuntut tanggung jawab pihak penjajah Israel atas serangan berulangnya terhadap gereja dan umat Kristen serta memenuhi kewajiban moral dan spiritual mereka terhadap umat Kristen di Palestina.
Di akhir pernyataannya, komite tersebut menegaskan, diam tak lagi bisa diterima dan doa-doa tak cukup jika tanpa tindakan yang tegas dan berdasar.
Sementara Komite Palestina menyerukan kepada gereja di seluruh dunia untuk menegaskan kembali nilai-nilai yang mereka anut di tengah upaya yang disengaja untuk menghilangkan keberadaan dan sejarah umat Kristen yang mengakar kuat di Palestina. Demikian Antara melansir dari WAFA. (P-*r/jr)