31 C
Jakarta
Wednesday, June 25, 2025

    Tempat persembunyian hancur dibom, dua komandan militan Hamas menyerah

    Terkait

    PRIORITAS, 7/5/25 (Jalur Gaza): Peristiwa cukup langka terjadi dalam perang Israel-Hamas di Jalur Gaza. Seorang komandan peleton bersama komandan penembak jitu militan Hamas menyerah,  setelah bangunan tempat mereka bersembunyi di Rafah Jalur Gaza hancur dibom militer Israel.

    “Komandan peleton militan Hamas Yousef Qadi, menyerahkan diri di Rafah,  bersama Mohammad Zaarab, seorang komandan unit penembak jitu”, ungkap pejabat Pasukan Pertahanan Israel (IDF), seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Ynetnews, hari Rabu (7/5/25).

    Menurut militer Israel, kedua pimpinan militan Hamas tersebut langsung ditahan dan diserahkan ke badan intelijen Shin Bet.

    Dari hasil interogasi keduanya mengungkapkan sejumlah ‘infrastruktur teror yang signifikan’ di daerah tersebut.

    Yousef Qadi diketahui sebagai seorang komandan peleton Hamas, yang berpartisipasi dalam serangan dan pembantaian termasuk penculikan ratusan warga pada  7 Oktober 2023 di Israel Selatan. Ia juga mengawasi penahanan beberapa sandera Israel.

    Sedangkan Mohammad Zaarab, seorang anggota senior unit penembak jitu militan Hamas. Dia terlibat dalam penembakan sejumlah tentara dan warga sipil Israel.

    Keduanya ditangkap pasukan Brigade ke-188, yang beroperasi di bawah komando Divisi ke-36. Beberapa pisau dilaporkan ditemukan pada tubuh mereka saat mereka ditangkap.

    Operasi Gideon’s Chariots

    Penangkapan itu terjadi saat Israel melanjutkan operasi militernya di Rafah, setelah menyelesaikan pengepungan kota itu dalam beberapa minggu terakhir.

    Seorang pejabat senior pertahanan Israel mengatakan IDF bermaksud memperluas aktivitas daratnya di Gaza di bawah Operasi Gideon’s Chariots yang baru disetujui.

    Operasi ini bertujuan mengalahkan militan Hamas dan mengamankan pembebasan sandera yang masih ditahan di daerah Jalur Gaza itu.

    Rencana tersebut, yang disetujui Kabinet Keamanan awal minggu ini, mencakup pembentukan “zona steril” di Rafah.

    Menurut pejabat tersebut, area ini akan berfungsi sebagai tempat penyaringan bagi warga sipil Palestina, yang akan diproses pasukan Israel.

    Bantuan kemanusiaan akan didistribusikan ke sana melalui kontraktor sipil, sebagai bagian dari upaya untuk memastikan bantuan tersebut tidak dirampas militan Hamas.

    Cegah aktivitas teroris

    Pejabat itu menambahkan berdasarkan rencana tersebut, Militer Israel akan mempertahankan kendali atas wilayah yang telah dibersihkan dan bertindak untuk mencegah kembalinya aktivitas teroris Hamas.

    “Di setiap wilayah yang kami bersihkan, kami akan tetap berada di sana dan menanganinya sebagaimana mestinya,” kata militer Israel.

    Militan Hamas memperingatkan perluasan operasi militer Israel di Jalur Gaza akan menjadi keputusan yang jelas untuk mengorbankan sisa sandera Israel.

    Militan Hamas menuduh Israel mengulang “siklus kegagalan” yang sejauh ini gagal mencapai tujuan.

    Militer Israel kembali melakukan serangan besar-besaran di Jalur Gaza sejak Maret 2025 lalu, karena militan Hamas tak mau menyetujui usulan gencatan senjata tambahan dan enggan membebaskan sisa sandera.

    Saat ini masih tersisa 59 sandera Israel yang masih ditawan militan Hamas. Sebanyak 24 di antaranya masih hidup, sedangkan sisanya dikuatirkan sudah tewas.

    IDF belum mengomentari jadwal pelaksanaan tahap selanjutnya dari operasi tersebut, tetapi sinyal dari pejabat senior menunjukkan serangan yang lebih luas mungkin akan segera menyusul.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini