PRIORITAS, 7/5/25 (Jakarta): Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat sekitar 250 kasus baru infeksi HIV yang terjadi di wilayah tersebut selama periode Januari hingga April 2025.
“Mereka ini sudah dites dan hasilnya positif HIV, sehingga masuk ke dalam kelompok orang-orang dengan HIV, karena dalam tubuhnya ada virus,” ucap Kepala Dinkes Kepri Mochammad Bisri di Tanjungpinang, Rabu (7/5/25).
Bisri menyatakan, para pengidap HIV akan mendapatkan pemantauan secara berkala serta pengobatan rutin guna menjaga agar virus tetap terkendali. Selama virus tersebut berada dalam kondisi terkontrol, menurutnya, penderita HIV tetap dapat menjalani aktivitas dan bekerja seperti orang pada umumnya.
“Untuk tahun 2024 total ada 1.050 kasus HIV. Mereka rutin kontrol dan mengonsumsi obat supaya tetap sehat serta mengurangi risiko penularan ke orang lain,” imbuh Bisri.
Mayoritas penderita HIV laki-laki
Ia mengungkapkan, mayoritas penderita HIV di Kepri saat ini adalah laki-laki, yakni sebesar 77 persen, sementara perempuan menyumbang 23 persen. Sebagian besar pasien berasal dari kelompok usia produktif, yaitu antara 15 hingga 45 tahun.
Penularan HIV di wilayah tersebut umumnya dipicu oleh gaya hidup bebas, terutama aktivitas seksual di luar nikah dan hubungan sesama jenis, serta penggunaan narkoba suntik secara bergantian yang sangat berisiko menularkan virus.
“Sebenarnya cukup mudah terhindar penyakit HIV, yakni jauhi seks bebas, apalagi seks menyimpang,” katanya.
Sosialisasi dan edukasi
Bisri menjelaskan, Dinas Kesehatan Kepri terus menggiatkan sosialisasi dan edukasi kepada kelompok-kelompok yang berisiko tinggi tertular HIV sebagai langkah untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam melindungi diri dari penularan HIV, khususnya bagi remaja atau mereka yang belum menikah, dengan menghindari pergaulan bebas seperti hubungan seksual di luar nikah. Sementara itu, bagi yang sudah menikah, diingatkan untuk setia pada pasangan dan tidak berganti-ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual.
“Kami pun sudah menyiapkan tempat pelayanan program HIV di puskesmas, yaitu dengan melakukan skrining atau pemeriksaan bagi yang berisiko HIV,” tutur Bisri.
Bisri menambahkan, HIV merupakan infeksi virus yang bersifat seumur hidup dan hingga kini belum dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tersedia, namun dapat dikendalikan melalui konsumsi obat secara teratur. (P-*r/Zamir A)