24.9 C
Jakarta
Wednesday, June 18, 2025

    Desain Irigasi Salugan Tolitoli ditinjau ulang dan sedang diusulkan BWSS III Sulteng ke Kementerian PU

    Terkait

    PRIORITAS, 28/4/25 (Palu): Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Sulawesi Tengah, Dedi Yudha Lesmana ST, MT, mengatakan, Daerah Irigasi (DI) Salugan Lampasio Tolitoli, Sulteng, sedang diusulkan ke Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU untuk review atau tinjauan desain.

    “Saat ini sedang kita usulkan review desain untuk pekerjaan saluran sekunder kompi (saluran cabang, red.), karena kita tidak bisa mengerjakan dengan kondisi desain yang lalu,” kata Dedi Yudha Lesmana di Palu kepada Beritaprioritas.com Senin (28/4/25) lewat pesan WhatsApp.

    Dedi mengatakan, review desain diperlukan karena kondisi lapangan saat ini sudah berubah. Di samping itu, katanya, kondisi tanah di trase (garis imajiner, red.) saluran sekunder kompi berupa lahan rawa, sehingga perlu konstruksi yang khusus dan tata air yang menyesuaikan dengan kondisi lahan rawa.

    “Untuk anggaran desain Tahun Anggaran (TA) 2025 saat ini masih proses blokir dan kita bermohon untuk ijin melelangkan desain tetsebut,” ujarnya.

    Dukung ketahanan pangan

    Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Tolitoli, Jemmy Jusuf, menyoroti kegagalan fungsi Bendungan dan Irigasi Salugan Lampasio, yang dinilai tak fungsional sehingga diduga merugikan para petani.

    Padahal, menurutnya, anggaran proyek nasional itu melalui APBN Kementerian PUPR dikerjakan pada tahun 2017 hingga selesai pada 2022 dengan dana mencapai Rp 212,3 miliar lebih. Setelah rampung, lahan irigasi seluas 1.100 hektare akan dilayani airnya dan akan terus bertambah hingga mencapai total luas baku sawah.

    Akan tetapi bendungan irigasi Salugan Lampasio yang diharapkan untuk menyuplai kebutuhan air dalam rangka mendukung ketahanan pangan ini masih menyisakan masalah. Ada salah satu saluran tersier dari rumah bendung yakni saluran tersier yang mengarah ke Janja Kompi dengan target mengairi sawah seluas 1.700 hektare dari 3.268 hektare kemampuan bendungan tidak terselesaikan.

    Menurutnya, awal pembangunan Bendung Salugan tahun 2017, sampai saat ini tujuh tahun berlalu belum fungsional padahal kapasitas bendung itu mestinya mengaliri 3.268 ha lahan pertanian yang tersebar pada 5 sesa yaitu Oyom, Sibea, Janja, Salugan, dan Lampasio, di Kecamatan Lampasio

    “Bahkan untuk musim tanam bulan Oktober 2024–Maret 2025 masyarakat petani belum dapat menanami sawahnya,” tegas Jemmy Jusuf, politisi partai Golkar itu. (P-Elkana L)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini