PRIORITAS, 4/3/25 (Tondano, Minahasa): Petani Nilam di kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara khususnya meminta kepada perusahaan yang menyangga hasil produksi komoditi tersebut untuk tidak mempermainkan harga. Karena harga Nilam dalam dua bulan terakhir anjlok sangat tajam dari Rp2 juta menjadi Rp800 ribuan per kg.
Hal itu disampaikan Jeferson Kapoh dari Eris dan Eddy Tumewu dari Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut)secara terpisah, Rabu (5/3/25).

Menurut dua petani tersebut, awal Januari harga masih berkisar Rp1,8 hingga Rp2 juta. Tapi setiap Minggu harganya terus turun hingga saat ini tinggal Rp800 ribu.
“Peran pemerintah daerah, khususnya Dinas Perdagangan sangat diharapkan,” kata Jeferson Kapoh seraya menambahkan, harga tertinggi yang pernah dinikmati oleh petani di Minahasa, khususnya di Kecamatan Eris mencapai Rp2,1 jt.
Panen di atas enam bulan
Sementara itu, dosen Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Manado, Dr Ir Charles Ngangi mengimbau kepada petani Nilam di daerah ini untuk tidak memanen di bawah enam bulan. Karena kualitas sangat menentukan harga jual.
Charles yang juga petani Nilam mengimbau agar untuk tidak segera menjual hasil panennya. Dan jadikan hasil panen ini hingga menjadi minyak Atsiri.
Prospek yang baik
“Saya sarankan agar petani Nilam terus beraktivitas. Karena tanaman Nilam memiliki prospek yang baik dalam meningkatkan pendapatan petani. Kalau belum mendesak, jangan dulu dijual tapi disimpan,” kata Charles yang juga memiliki lahan tanaman Nilam di Tomohon. (P-Adi P)