PRIORITAS, 10/12/24 (Jakarta): Hati-hati bagi Anda yang masih memiliki obesitas tinggi atau bahkan perut buncit. Sebab, sebuah studi baru mengungkap, lemak perut atau visceral yang tinggi memiliki hubungan kuat dengan risiko penyakit alzheimer.
Para peneliti menuturkan, seiring membesarnya perut seseorang, pusat memori otak-nya menyusut. Lalu, beta amiloid dan tau tangles (kumpulan serat kusut yang terdiri dari protein) pun muncul.
Sebagaimana melansir CNN Health, plak dan serat yang berbelit-belit itu menghambat komunikasi antara sel-sel syaraf dan menyebabkan sel-sel itu mati. Semua ini terjadi sejak usia 40-an dan 50-an, jauh sebelum penurunan kognitif terlihat.

Dikatakan, baik plak amiloid beta maupun kekusutan tau tangles merupakan tanda awal pergerakan otak menuju penyakit alzheimer. Plak amiloid biasanya muncul lebih dulu, sedangkan kekusutan muncul kemudian seiring perkembangan penyakit.
“Semakin banyak amiloid atau tau yang ada di otak, semakin sakit otak tersebut,” kata penulis senior studi, Dr Cyrus Raji, profesor radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St Louis, Amerika Serikat, seperti dikutip dari CNN.
“Cara kita melacak otak yang tampak lebih sakit adalah aliran darah yang lebih rendah. Kami juga melihat atrofi otak, atau penyusutan materi abu-abu, di bagian pusat memori otak yang disebut hipokampus,” ungkap Raji.
Epidemi di seluruh dunia
Selanjutnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obesitas merupakan epidemi di seluruh dunia.
Oleh badan tersebut diperkirakan lebih dari separuh dunia akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dalam 10 tahun.
“Secara konservatif, obesitas sebagai faktor risiko demensia yang memengaruhi setidaknya satu persen orang dewasa. Ini masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kami mencoba memahami bagaimana obesitas di usia paruh baya, di usia 40-an dan 50-an, merupakan faktor risiko penyakit Alzheimer, yang biasanya tidak menunjukkan gejala hingga usia 60-an, 70-an, atau 80-an,” ungkap Raji.
Lemak visceral biang kerok
Sebagaimana salah satu studi percontohan oleh Raji dan timnya, yang dirilis pada bulan November 2023, menemukan, jenis lemak perut dalam yang disebut lemak visceral, dikaitkan dengan peradangan dan penumpukan amiloid di otak 32 pria dan wanita berusia 40-an dan 50-an. Pada tahap penelitian ini, keberadaan tau belum dikonfirmasi.
Selanjutnya, lemak visceral membungkus organ-organ utama tubuh dan sama sekali berbeda dengan lemak subkutan di bagian tubuh lainnya. Berdasarkan Klinik Cleveland, lemak subkutan biasanya membentuk 90 persen lemak tubuh.
“Sebagian besar indeks massa tubuh (IMT) seseorang mencerminkan lemak subkutan, bukan lemak visceral. Jadi kami mengukur lemak visceral menggunakan MRI perut, dan kami memiliki program komputer khusus yang dapat mengukur volume aktual jaringan adiposa visceral,” ungkap Raji, sebagaimana dilansir CNBCIndonesia.com.
Disebutkan, penelitian ini juga menggunakan pemindaian tomografi emisi positron amiloid (PET) standar emas untuk memverifikasi keberadaan amiloid dan tau di otak peserta penelitian, dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) untuk mengukur kadar lemak visceral yang terjadi saat lingkar pinggang membesar.
“Semakin banyak lemak visceral yang dimiliki seseorang, maka semakin banyak peradangan yang terjadi di dalam tubuh dan sebenarnya jauh lebih parah daripada peradangan yang terjadi akibat lemak subkutan,” kata Cyrus Raji. (P-jr)