29.7 C
Jakarta
Monday, December 23, 2024

    Sayangi Orangtua Kita, Saat sudah Lansia Jangan Diabaikan dan Dibiarkan Sendirian 

    Terkait

    PRIORITAS, 27/9/2024 (Jakarta): Tak sedikit kita jumpai kisah sedih tentang orangtua yang terbuang di masa tua. Anak-anak tidak peduli lagi. Sampai-sampai ada sepasang suami-istri lanjut usia (lansia) di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, beberapa bulan lalu ditemukan sudah meninggal dunia di dalam rumah. Mereka meninggal sejak beberapa hari lalu. Dikabarkan, kedua pasutri itu hanya tinggal berdua di dalam rumah, anak-anak mereka sangat jarang menengok.

    Itu hanya sepenggal cerita sedih yang menimpa kalangan lansia. Ada bahkan anak yang secara terang-terangan memperlakukan orangtua dengan tidak manusiawi. Sudah menjadi rahasia umum pula bahwa dengan berbagai alasan, ada orangtua yang dititipkan di panti jompo. Padahal orangtua yang membuat anak-anak lahir ke bumi. Orangtua yang mengurus anak-anak di masa kecil, remaja hingga dewasa.

    Menurut Psikolog Adventia Emilia Krysna Sipi Sedal, secara psikologis dan fisik, lansia mengalami banyak perubahan karena penuaan yang dialaminya. Pada momen tersebut, mereka perlu mendapat dukungan dari orang terdekatnya terutama keluarga.  Namun, karena alasan kesibukan, lansia kerap kali ditinggalkan sendiri oleh orang sekitarnya.

    Hal itu, katanya, dapat membuat mereka merasa terabaikan oleh keluarganya.  Apalagi jika sang lansia tinggal sendiri karena pasangannya sudah mendahului. “Misalnya seorang lansia yang tinggal bersama anak dan cucunya, tetapi anaknya memiliki kesibukan,” ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Selasa (24/9) yang kemudian merilisnya pada edisi Jumat (27/9).

    Pada banyak kasus, misalnya, anak-anaknya sibuk bekerja, serta mengurus dan mengantar cucunya. Adapun, ketika waktu libur tiba, anak dan cucunya memilih untuk beristirahat dan menghabiskan waktu masing-masing.  Sehingga, tidak banyak waktu yang dihabiskan bersama orangtuanya yang sudah lansia.

    “Anaknya juga tidak mencoba menggali, misalnya dengan menanyakan kabarnya atau mendiskusikan sesuatu seperti politik ataupun sekadar sinetron. Sehingga ada jarak dalam keluarga itu,” jelas Adventia.  Atau, anak kerap mengabaikan apa yang dikatakan oleh orangtuanya.

    Mengajak orangtua kita yang sudah lansia berinteraksi dalam berbagai cara, wajib dilakukan dan penting untuk membangun komunikasi yang sehat dengan para lansia. (Foto: Ist./NUSABALI.com)

    Sedangkan para cucu malas mengajaknya berbicara karena menganggap kakek atau neneknya tidak nyambung. Akhirnya, lansia merasa tidak dekat dengan keluarganya karena tidak menghabiskan waktu bersama ataupun berbincang.

    Hal itu seringkali membuat mereka memilih untuk sendiri lantaran khawatir mengganggu anak dan cucunya  “Awalnya kenyamanan sendiri saja. Tapi lambat-laun itu menjadi pattern atau pola dan menimbulkan kesepian dengan anggapan bahwa anaknya tidak peduli dan tidak perhatian kepadanya,” ungkap Adventia.

    Adapun lansia yang merasa terabaikan kemudian akan merasa sedih dan rentan mengalami gangguan kesehatan mental.  Padahal, jauh sebelum itu, akar permasalahan bisa jadi diawali dari komunikasi yang tidak sehat. Oleh karena itu, “Penting untuk membangun komunikasi yang sehat dengan lansia,” tutup Adventia. (P-ht)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini