Tonton Youtube BP

Rabi Yahudi dari Sulut bersama rombongan anggota NU bertemu Presiden Israel

Jeffrey Rawis
15 Jul 2024 12:49
2 minutes reading

PRIORITAS, 15/7/24 (Jakarta): Rabbi Yaakov Baruch, pimpinan Jemaah Yahudi di Minahasa, Sulawesi Utara, ternyata ada bersama rombongan lima anggota Nahdlatul Ulama alias Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog di baru-baru ini.

Hanya saja belum jelas kapan pertemuan tersebut terjadi antara Rabi Yahudi Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), lima anggota Nahdlatul Ulama (NU) dengan Presiden Israel tersebut.

Sebagaimana dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @yaakov_baruch, Minggu (14/7/24), Rabbi Yaakov memamerkan foto dirinya yang duduk satu ruangan bersama Herzog.

Dalam foto itu, ia tampak memakai setelan jas abu-abu bercorak garis hitam.

Precious meeting with the President of Israel H.E Mr @isaacherzog,” tulis Yaakov. CNNIndonesia.com sudah mengirimkan pesan meminta izin penggunaan foto kepada Rabbi Yaakov.

Sementara dalam potret lain yang beredar di media sosial, pemimpin jemaah di Sinagoge Shaar Hashamayim yang berlokasi di Minahasa ini juga terlihat berfoto bersama lima Nahdliyin muda yang juga bertemu Presiden Israel.

Lima cendekiawan NU itu yakni Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun dan Izza Annafisah Dania. Dalam foto itu, Rabbi Yaakov tampak berdiri di belakang Presiden Israel yang duduk di kursi. Sementara lima Nahdliyin lainnya berdiri di sampingnya.

Belum diketahui maksud pertemuan

Hingga saat ini belum diketahui maksud atau tujuan pertemuan Rabbi Yaakov ataupun lima Nahdliyin bersama Presiden Israel itu.

Namun, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam keras lima Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog baru-baru ini.

Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla menganggap pertemuan Nahdliyin di tengah agresi Israel ke Palestina itu sebagai sebuah tindakan yang tidak dapat diterima.

Senada, Ketua PBNU, Mohamad Syafi’ Alielha atau Savic Ali menilai apa yang dilakukan lima Nahdliyin itu sebagai tindakan orang yang tidak memahami kondisi geopolitik dan tidak mengerti kebijakan NU secara organisasi.

Ia pun menegaskan kunjungan kelima warga NU itu tidak atas nama organisasi. PBNU juga belum mengetahui atas dukungan atau sponsor pihak mana sehingga mereka berangkat ke Israel.

Savic Ali pun menilai tindakan mereka dapat memperburuk citra NU di mata masyarakat luas. Padahal, sikap PBNU dan Nahdliyin menurutnya sangat jelas, yaitu berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer hingga genosida Israel. (P-CNNi/jr) — foto ilustrasi istimewa

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x