PRIORITAS, 3/9/25 (London): Lebih dari 6.000 tentara Korea Utara (Korut) yang membantu Pasukan Rusia tewas melawan militer Ukraina. Pemimpin Korut, Kim Jong Un menjanjikan kehidupan indah bagi keluarga tentara yang tewas di Rusia.
Korban ini mencapai hampir separuh jumlah 15.000 tentara Korut yang dikerahkan ke Rusia.
Jumlah korban terbanyak terjadi ketika tentara Korea Utara bersama pasukan Rusia, terlibat pertempuran sengit melawan militer Ukraina di Kursk.
Seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Rabu (3/9/25), tentara Rusia dan Korut kewalahan menghadapi pertahanan militer Ukraina yang sangat tangguh.
“Pasukan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) atau Korea Utara, kemungkinan besar telah menderita lebih dari 6.000 korban dalam operasi tempur ofensif melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk, Rusia,” kata Kementerian Pertahanan Inggris.
Menjamu keluarga tentara
Media pemerintah Korut, KCNA, mengatakan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menjanjikan ‘kehidupan indah’ bagi keluarga ‘para martir’ yang gugur, saat berjuang untuk Rusia dalam perang melawan Ukraina.
“Negara akan memberikan Anda kehidupan yang indah di negara yang dipertahankan dengan mengorbankan nyawa para martir,” kata Kim.
Kim menjamu keluarga para prajurit yang tewas dan menyampaikan kesedihan, karena gagal menyelamatkan nyawa berharga. “Para pria yang mengorbankan nyawa mereka untuk membela kehormatan negara”, kantor berita KCNA melaporkan.
Kim mengatakan tindakan heroik para prajurit dan perwiranya itu, dimungkinkan berkat kekuatan dan keberanian, yang diberikan keluarga-keluarga. ”Merupakan orang-orang paling ulet, patriotik, dan adil di dunia”, kata Kim kepada para orang tua, istri, dan anak-anak dari para tentara yang tewas.
“Mereka tidak menulis sepucuk surat pun kepada saya, tetapi saya pikir mereka pasti telah mempercayakan keluarga mereka, termasuk anak-anak tercinta itu, kepada saya,” ujar Kim.
Televisi pemerintah Korea Utara memperlihatkan Kim membungkuk dalam-dalam kepada anggota keluarga, yang tampak diliputi emosi pada acara tersebut.
Sekutu Rusia
Korea Utara telah menjadi sekutu setia invasi militer Rusia di Ukraina dan juga membantu pasukan Rusia melawan serangan berani Ukraina di oblast Kursk, tempat pasukan Kyiv masuk pada Agustus tahun lalu.
Meskipun Rusia dan Ukraina tidak memberikan angka resmi mengenai jumlah korban tewas, namun sejumlah sumber intelijen lapangan menyebutkan sangat banyak tentara Korea Utara jadi korban.
Kementerian Pertahanan Inggris menyebutkan, tingkat korban jiwa tentara Korea Utara sangat signifikan terutama disebabkan mereka menghadapi pertempuran besar-besaran yang sangat melelahkan.
Mengutip laporan sumber terbuka yang menunjukkan Korea Utara telah menderita kerugian besar di medan perang melawan Ukraina.
Menurut pejabat intelijen AS, Korea Selatan, dan Ukraina, Korea Utara telah mengirimkan 10.000-12.000 tentaranya ke Rusia musim gugur lalu, dalam partisipasi pertamanya dalam konflik bersenjata besar sejak Perang Korea 1950 hingga 1953.
Film dokumenter
Pemimpin Korut, Kim Jong-un memberikan penghormatan kepada para prajurit yang gugur dalam operasi tersebut, saat menghadiri upacara penghargaan nasional untuk para komandan dan pejuang unit operasi luar negeri Tentara Rakyat Korea, di markas besar Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Pyongyang, Korea Utara, lapor media Asharq Al Awsat.
Pertemuan itu merupakan penghormatan terbaru bagi pasukan Korut, yang menderita banyak korban di wilayah Kursk Rusia, setelah Kim dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui pengerahan pasukan tersebut pada bulan April.
Televisi pemerintah Korut juga menayangkan film dokumenter berdurasi 25 menit, yang memuat rekaman tentara mereka yang ikut serta dalam “Operasi Pembebasan Kursk”, untuk mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Rusia.
Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian rekaman, yang menunjukkan pasukan Korea Utara terlibat dalam pertempuran secara independen.
Film tersebut mengatakan Kim membuat keputusan untuk mengerahkan pasukan ke Rusia Agustus 2024 lalu.
Langkah itu dilakukan dua bulan setelah Kim dan Putin menandatangani perjanjian keamanan mencakup pakta pertahanan bersama.
Korsel sebut 2000 tewas
Kedua negara belum mengungkapkan secara terbuka skala pengerahan pasukan atau korban jiwa yang diderita pasukan Korea Utara.
Meski intelijen Barat menyebut korban jiwa lebih dari 6.000 orang, tetapi Korea Selatan hanya memperkirakan sekitar 2.000 tentara Korut tewas dalam membantu Rusia melawan Ukraina.
Badan Intelijen Nasional Seoul (NIS) mengatakan pada bulan April jumlah tentara Korut yang tewas setidaknya 600 orang. “Namun berdasarkan penilaian terbaru, kini diperkirakan jumlahnya sekitar 2.000,” ujar anggota parlemen Lee Seong-kweun kepada wartawan setelah pengarahan dari badan intelijen tersebut.
Badan intelijen Korea Selatan dan Barat juga mengatakan Korea Utara memang mengirim lebih dari 10.000 tentara ke Rusia pada tahun 2024 — terutama ke wilayah Kursk.
Pengiriman itu bersama dengan peluru artileri, rudal, dan sistem roket jarak jauh milik Korut.
Anggota parlemen Lee mengatakan NIS yakin Korut berencana untuk mengerahkan 6.000 tentara gelombang ketiga dan insinyur tambahan ke Rusia.
“Diperkirakan dari rencana pengerahan ketiga 6.000 pasukan baru-baru ini, sekitar 1.000 zeni tempur telah tiba di Rusia,” kata Anggota Parlemen Lee.
Awal tahun ini, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Korea Utara akan mengirim pekerja bangunan dan penjinak ranjau ke wilayah Kursk.(P-Jeffry W)
No Comments