PRIORITAS, 18/1/25 (Beijing): Hubungan yang sempat tidak harmonis antara China dan Amerika Serikat, berpeluang bakal mencair. Indikasi itu terlihat dari terwujudnya pembicaraan antara pemimpin kedua negara, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, meskipun pembicaraan tersebut baru melalui sambungan telepon.
Setidaknya, dalam pembicaraan pada Jumat (17/1/25) malam tadi, Xi Jinping dan Donald Trump sepakat untuk memulai hubungan kedua negara dari titik awal. Topik itu menjadi salah satu hal penting dalam pembicaraan tersebut
Dalam keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri China, disebutkan Trump adalah pihak yang menelepon Xi. “Presiden Xi menyatakan kesiapannya untuk mengamankan kemajuan yang lebih besar dalam hubungan China-AS dari titik awal yang baru,” demikian disampaikan dalam pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China yang diterima Antara di Beijing, Sabtu, dan dilansir Beritaprioritas.com.
Presiden Xi pun mengucapkan selamat kepada Trump atas terpilihnya kembali Trump sebagai Presiden AS. Presiden Xi mencatat keduanya sangat mementingkan interaksi mereka dan sama-sama berharap hubungan China-AS akan dimulai dengan baik selama masa jabatan presiden AS yang baru. Donald Trump akan dilantik sebagai Presiden AS ke-47 pada Senin (20/1/25) lusa siang waktu setempat.
“Presiden Xi menekankan bahwa sebagai dua negara besar, China dan AS sama-sama sedang mengejar mimpi masing-masing, dan keduanya berkomitmen untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyat mereka,” demikian disebutkan dalam keterangan itu.
Mengingat kepentingan bersama yang besar dan ruang kerja sama yang luas antara kedua negara, China dan AS dapat menjadi mitra dan sahabat, berkontribusi pada keberhasilan satu sama lain, dan memajukan kemakmuran bersama demi kebaikan kedua negara dan seluruh dunia.
Wajar berbeda pendapat
Presiden Xi juga menyebut adalah kewajaran jika dua negara besar dengan kondisi nasional yang berbeda memiliki beberapa perbedaan pendapat. “Yang penting adalah saling menghormati kepentingan utama masing-masing, dan menemukan solusi yang tepat, misalnya soal Taiwan merupakan kedaulatan dan integritas teritorial China, AS perlu mendekatinya dengan hati-hati,” ungkap Presiden Xi.
Sedangkan soal hubungan ekonomi bilateral, pada dasarnya hubungan China-AS dapat saling menguntungkan. “Konfrontasi dan konflik seharusnya tidak menjadi pilihan bagi kedua negara. Kedua negara harus mengikuti prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, kerja sama yang saling menguntungkan, bekerja sama lebih erat, melakukan lebih banyak hal besar, praktis, dan baik yang menguntungkan kedua negara dan dunia,” kata Presiden Xi.
Xi Jinping juga menegaskan agar kedua negara saling menjaga agar dua kapal raksasa China dan AS terus berlayar maju di sepanjang rute pembangunan yang sehat dan berkelanjutan. Sedangkan Trump dalam keterangan tertulis itu menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Xi atas ucapan selamatnya dan mengatakan bahwa ia menghargai hubungan yang baik dengan Presiden Xi.
Trump juga berharap mereka akan terus berbicara satu sama lain, dan berharap dapat segera bertemu dengan Presiden Xi. “Sebagai negara terpenting di dunia, AS dan China harus menjalin hubungan baik selama bertahun-tahun dan seterusnya serta bekerja sama untuk perdamaian dunia,” ungkap Trump.
Kedua pemimpin juga bertukar pandangan tentang krisis Ukraina, konflik Palestina-Israel, dan berbagai isu internasional dan regional utama lainnya yang menjadi kepentingan bersama.
Presiden Xi dan Trump juga sepakat untuk membentuk saluran komunikasi strategis guna terus berkomunikasi secara berkala tentang berbagai isu utama yang menjadi kepentingan bersama.
Versi Trump
Sementara itu, Trump dalam akun media sosialnya @TrumpDailyPosts juga menyampaikan isi pembicaraannya dengan Xi Jinping. “Panggilan telepon itu sangat baik bagi Tiongkok dan AS. Harapan saya adalah kami akan memecahkan banyak masalah bersama, dan memulainya segera. Kami membahas perimbangan perdagangan, fentanyl, TikTok, dan banyak topik lainnya. Presiden Xi dan saya akan melakukan segala yang mungkin untuk membuat dunia lebih damai dan aman!” kata Trump.
Terkait TikTok, Donald Trump dilaporkan sedang mempertimbangkan perintah eksekutif yang dapat menunda pemberlakuan larangan tersebut, memberikan waktu untuk penjualan potensial atau solusi alternatif.
Langkah itu dilakukan di tengah tenggat waktu larangan TikTok yang semakin dekat pada 19 Januari 2025 sebelum Mahkamah Agung AS memutuskan apakah akan melarang penggunaan TikTok di AS bila pemilik media sosial tersebut, perusahaan teknologi China, ByteDance, tidak menjual sebagian sahamnya (divestasi) ke pihak di luar China.
Trump sendiri akan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47, pada Senin (20/01). James David Vance juga bakal mengambil sumpah jabatan sebagai wakil presiden AS pada hari yang sama. (P-ht)