PRIORITAS, 13/7/24 (Rotorua, Selandia Baru): Sepasang suami-istri asal Selandia Baru mendadak jadi milarder.
Pasalnya, mereka menerima transferan nyasar sebanyak NZD10 juta atau sekitar Rp87,4 miliar.
Lantas, mereka langsung mendadak jadi miliarder dan hidup foya-foya setelah bank salah transfer.
Kini, kisahnya diangkat menjadi sebuah film berjudul “Runaway Millionaire”.
Lalu, bagaimana insiden salah transfer ini terjadi?
Berasal dari bisnis pompa bensin
Seperti dilansir situs Stuff.co.nz, kisah mereka dimulai ketika sang suami, Hui “Leo” Gao, mengajukan pinjaman NZD100.000 ke bank Westpac untuk membantu bisnis pompa bensinnya yang sedang berjuang di Rotorua, Selandia Baru, pada 2009.
Lalu pinjaman itu disetujui oleh Westpac.
Sayangnya petaka muncul ketika seorang pegawai bank melakukan kesalahan dengan menambahkan beberapa nol.
Sontak hal ini menjadikan Gao sebagai jutawan dadakan.
Singkat cerita, Gao dan istrinya, yaitu Kara Hurring, menyadari memang uang itu bukan milik mereka.
Akan tetapi, mereka kalap dengan tetap menikmati setiap lembar uang tunai tersebut. Bahkan saat itu mereka memutuskan untuk melarikan diri ke China.
Sebelumnya, Gao sempat mentransfer US$6,782.000 uang milik bank tersebut ke rekening pribadinya sebelum dia dan Hurring melarikan diri ke China. Gao pergi lebih dulu pada 29 April 2009, dengan Hurring diduga mengikutinya pada 3 Mei.
Pihak bank belum menyadari
Namun, meski Gao dan Hurring melarikan diri ke China, pihak bank masih belum menyadari adanya kesalahan transfer uang pada akun milik Gao.
Pihak bank baru menyadari adanya kesalahan transfer pada rekening milik Gao pada 5 Mei 2009.
Sesudah bank menyadari adanya kesalahan, barulah berupaya untuk mendapatkan kembali.
Tetapi, dikarenakan Gao dan Hurring sudah melarikan diri, pihak bank pun meminta kepada pihak berwajib di Selandia Baru untuk melakukan penangkapan terhadap pasangan ini.
Terjadi perburuan internasional
Selanjutnya, tindak erburuan internasional akhirnya dilakukan dengan adanya bantuan dari Interpol.
Tak berapa lama kemudian, akhirnya Gao ditangkap berhasil ditangkap Interpol saat akan menyeberang dari China ke Hong Kong pada September 2011, dua setengah tahun setelah polisi Rotorua melakukan penyelidikan.
Ya, benarlah pepatah “sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga”. Gao berhasil tertangkap setelah munculnya “red alert/ peringatan merah” Interpol ketika ia mencoba melintasi perbatasan dari daratan China ke Hong Kong.
Dan saat itulah surat perintah Interpol menyatakan Gao dicari oleh Pengadilan Distrik Rotorua, Selandia Baru atas tuduhan pencurian dan pencucian uang.
Karenanya saat itu Gao langsung ditahan oleh pihak migrasi Hong Kong. Kemudian Gao dihadapkan dengan hakim komitmen di Pengadilan Magistrat Timur di Sai Wan pada akhir September dan ditolak dengan jaminan.
Dia dikembalikan ke tahanan untuk muncul di pengadilan lagi pada 28 Oktober. Setelahnya dia tiba di Selandia Baru dalam tahanan dua detektif pada bulan Desember 2011. Gao dibebaskan dengan jaminan hingga vonis dijatuhkan pada 24 Agustus di Pengadilan Distrik Rotorua.
Sementara itu pasangannya Hurring menghabiskan 22 bulan di China sebelum dia ditangkap pada Februari setelah melakukan perjalanan kembali ke Auckland untuk mendapatkan paspor putrinya, Leena.
Ia juga dinyatakan bersalah oleh juri Pengadilan Distrik Rotorua atas 30 tuduhan pencurian, mencoba menggunakan kartu bank secara tidak jujur, dan pencucian uang internasional. (P-CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa