PRIORITAS, 4/9/25 (Washington): Microsoft merilis laporan bertajuk Implikasi Pekerjaan dari AI Generatif pada Rabu (3/9/25). Riset ini menyebut 10 pekerjaan paling rentan digantikan oleh kecerdasan buatan (AI).
Penelitian dilakukan dengan menganalisis 200.000 percakapan pengguna Bing Copilot di Amerika Serikat. Data percakapan tersebut dianonimkan dan dijaga privasinya.
Temuan menunjukkan, pekerja paling sering memanfaatkan AI untuk mengumpulkan informasi dan menulis. Di sisi lain, AI paling sering dipakai untuk memberi informasi, membantu penulisan, mengajar, dan memberi saran.
“Kami menemukan bahwa aktivitas kerja paling umum yang membutuhkan bantuan AI adalah pengumpulan informasi dan penulisan, sementara aktivitas paling umum yang dilakukan AI sendiri adalah penyediaan informasi dan bantuan, penulisan, pengajaran, dan pemberian saran,” tulis para peneliti dalam laporan itu.
Dari hasil kajian, Microsoft mengungkap daftar 10 profesi paling rawan terdampak AI:
- Penerjemah dan Juru Bahasa
- Sejarawan
- Passenger Attendants
- Sales
- Penulis
- Layanan Pelanggan
- Computer Numerical Controller (CNC) Tool Programmers
- Operator Telepon
- Agen Tiket dan Petugas Travel
- Penyiar Berita dan Penyiar Radio
Dalam laporannya, Microsoft menegaskan posisi paling rentan ditempati penerjemah dan juru bahasa.
“Penerjemah dan Juru Bahasa berada di urutan teratas, dengan 98% aktivitas kerja mereka tumpang tindih dengan tugas-tugas copilot,” sebut laporan itu.
Selain itu, profesi yang berkaitan dengan penulisan, penjualan, layanan pelanggan, pemrograman, hingga administrasi juga dinilai punya skor paparan tinggi terhadap AI.
Sebaliknya, laporan itu menegaskan pekerjaan medis dan kerah biru justru lebih aman. Profesi yang banyak melibatkan tenaga fisik langsung sulit digantikan teknologi. Contohnya ahli flebotomi, asisten perawat, teknisi kapal, hingga tukang reparasi ban. (P-Khalied M)