Foto dampak kerusakan akibat serangan AS ke wilayah yang diduga tempat pengembangan nuklir Iran.(Dok/beritasatu.com)PRIORITAS, 27/6/25 (Istanbul): Program nuklir Iran mengalami kerusakan besar setelah serangan AS dan Israel baru-baru ini. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi.
“Serangan yang dimulai pada 13 Juni mengakibatkan kerusakan fisik yang signifikan di tiga lokasi utama: Natanz, Isfahan, dan Fordow—tempat Iran memusatkan sebagian besar kegiatan pengayaan dan konversi uraniumnya,” ungkap Grossi.
Menurutnya, ada fasilitas nuklir lain yang tidak terkena, ia menggambarkan kerusakan yang ada sangat signifikan.
“Memang benar bahwa, dengan kapasitasnya yang berkurang, akan jauh lebih sulit bagi Iran untuk melanjutkan (program nuklir) dengan kecepatan yang mereka pertahankan,” katanya.
Tidak beroperasi
Lebih lanjut dikatakan Grossi sentrifus di fasilitas nuklir Fordow tidak lagi beroperasi.
“Kami tidak dapat menilai sepenuhnya, dan tidak seorang pun dapat mengatakan dengan pasti seberapa parah kerusakannya. Namun, kami telah mengetahui bahwa, mengingat kekuatan senjata tersebut dan karakteristik teknis sentrifus, kami tahu bahwa sentrifus ini tidak lagi beroperasi,” jelasnya.
“Ini adalah mesin dengan posisi yang rumit—ada rotor, ada komponen—jadi kerusakannya pasti total,” tambah Grossi.
Terkait keputusan Iran untuk menghentikan kerja sama dengan IAEA, Grossi menyuarakan kekhawatiran besar dan menekankan bahwa Iran tidak dapat menangguhkan kerja sama mereka secara sepihak.
“Kehadiran IAEA di Iran bukan karena kemurahan hati. Ini adalah tanggung jawab internasional. Iran adalah penanda tangan Perjanjian Non-Proliferasi, dan karenanya, harus tunduk pada sistem inspeksi,” ungkapnya.
Bahkan menurutnya, akan adanya konsekuensi jika Iran menolak memberikan akses bagi pemeriksa. “Ada kemungkinan dialog akan dilanjutkan, inspeksi akan dilanjutkan,” kuncinya. (P-*r/Armin M)
Related posts
Terdaftar di Dewan Pers
Trending Minggu Ini
No Comments