PRIORITAS, 3/3/25 (Tel Aviv): Israel mendapat bantuan militer senilai US$4 miliar (sekitar Rp66 triliun). Spontan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyanjung habis-habisan Presiden Amerika Serikat Donald Trump usai pemberitan bantuan militer tersebut.
Sebagaimana informasi yang diperoleh Beritaprioritas.com, Senin (3/3/25), dalam pernyataan video, Netanyahu mengatakan, Trump merupakan “teman terbaik” yang pernah dimiliki Israel di AS.
“Donald Trump adalah teman terbaik yang pernah dimiliki Israel di Gedung Putih,” ungkap Netanyahu pada Minggu (2/325) waktu setempat, seperti dikutip Al Jazeera.
Selanjutnya, Netanyahu menuturkan, keputusan Trump mengirimkan Israel “semua amunisi yang ditahan” sebelumnya telah membuka jalan bagi mereka menyelesaikan pertempuran dengan sekutu-sekutu Iran.
Disebutkan, amunisi yang ditahan itu merujuk pada keputusan Presiden AS sebelumnya, Joe Biden, dimana ia menyetop sejumlah pasokan senjata ke Israel. Salah satunya bom seberat 2.000 pon (907 kilogram), imbas pemboman di wilayah padat penduduk.
Ketika itu, demkian Biden, Israel telah berulang kali menyerang pusat-pusat permukiman di Gaza yang mengakibatkan banyak warga sipil terbunuh. Serangan itu pun menggunakan bom-bom yang dipasok oleh Washington.
Karena itu, Biden pada Mei 2024 menghentikan pasokan senjata ke Israel, khususnya bom dengan daya ledak tinggi, agar tak merugikan warga sipil Palestina.
Amerika mempercepat bantuan
Sementara itu, pada Sabtu (1/3/25), AS menandatangani perintah untuk mempercepat bantuan militer ke Israel senilai Rp66 triliun. Dia juga membatalkan embargo yang pernah diterapkan Biden untuk Israel.
Dilaporkan, salah satu senjata yang dipasok AS pada kesempatan ini meliputi paket bom MK-84 seberat 907 kilogram, dimana sebelumnya disetop pasokannya oleh Biden. Bom itu kini telah diterima Israel di tengah gencatan senjata dengan Hamas.
Diketahui, Israel dan Hamas sedang menjalani gencatan senjata tiga fase sejak 19 Januari lalu.
Yakni, fase pertama berlangsung selama 42 hari, meliputi pertukaran sandera dan tahanan hingga penghentian serangan.
Lalu fase kedua diharapkan bisa mencapai gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel secara penuh dari Gaza. Fase kedua masih dalam tahap pembicaraan dan belakangan mandek karena sejumlah syarat yang diajukan Israel.
Apabila fase kedua berhasil disepakati, Israel dan Hamas akan melanjutkan fase ketiga yang mencakup pemulangan jenazah serta sisa-sisa tubuh sandera juga implementasi rencana rekonstruksi Gaza. (P-me)