Jakarta, 10/6/20 (SOLUSSInews.com) – Jumlah dokter paru di Indonesia kurang dari 2.000 orang. Dengan jumlah tersebut, berarti satu dokter paru harus melayani lebih dari 130.000 warga negara Indonesia.
“Mengingat kalau kita hanya mengandalkan kesehatan semata, kekuatan kita terbatas. Dokter paru yang ada di negara kita jumlahnya kurang dari 2.000 orang. Artinya, satu dokter paru harus melayani lebih dari 130.000 warga negara kita,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi markas Gugus Tugas di Graha BNBP, Jakarta Timur, Rabu (10/11/20).
Melihat kondisi tersebut, dalam penanganan dan pengendalian virus Covid-19, pihaknya lebih menitikberatkan pada upaya pencegahan. Dalam upaya pencegahan ini, terjadi gotong-royong yang menjadi modal sosial yang terkuat di tengah-tengah pandemi Covid-19.
“Sehingga, kami titik beratkan kepada upaya pencegahan. Disini lah kekuatan kita yaitu gotong-royong dan ini menjadi modal sosial kita yang terkuat,” ujar Doni Monardo.
Dalam upaya pencegahan tersebut, lanjutnya, Gugus Tugas juga melakukan pendekatan melalui kemampuan di bidang kepakaran. Baik itu kesehatan, epidomologi dan juga melibatkan teknologi. Semuanya itu dirangkum menjadi satu sistem.
“Kemudian pendekatan keilmuan melalui kemampuan di bidang kepakaran baik itu kesehatan, epidemologi dan juga melibatkan teknologi. Ini semuanya kami rangkum dalam satu sistem,” ungkap Doni Monardo, seperti diberitakan Suara Pembaruan. (S-BS/jr)