29.2 C
Jakarta
Monday, August 25, 2025

    Ups !!! Jet tempur AS terbangi udara Iran, tiga fasilitas nuklir utama dibombardir

    Terkait

    PRIORITAS, 22/6/25 (Tel Aviv): Ternyata tak sampai dua minggu sejak Donald Trump mengeluarkan ultimatum akan serang Iran, hari Minggu (22/6/25) ini Beritaprioritas mendapat informasi, Amerika Serikat telah mengirimkan jet-jet tempur canggihnya untuk menyerang tiga fasilitas nuklir utama. Dengan begitu, konflik antara Iran dan Israel kini memasuki babak baru yang lebih berbahaya. Sebab, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara terbuka mengakui, militer AS telah melakukan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama di Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan.

    Artinya, langkah ini menjadi eskalasi signifikan karena menandai keterlibatan langsung AS dalam konflik bersenjata yang sebelumnya hanya melibatkan Israel dan Iran.

    “Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat ini kini berada di luar wilayah udara Iran,” demikian Trump melalui akun media sosial miliknya, Sabtu (22/6/25) waktu setempat, atau Minggu (22/6/25) WIB.

    Selamat kepada prajurit

    Donald Trump lalu menuturkan, bom bermuatan penuh dijatuhkan di lokasi utama, Fordow.

    “Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang dapat melakukan ini,” lanjutnya.

    Kemudian Trump menegaskan, pesawat pengebom siluman B-2 milik AS digunakan dalam misi tersebut, meski tidak merinci jenis bom yang digunakan.

    Tetapi, sejumlah pejabat pertahanan mengatakan, salah satu senjata utama ialah bom penghancur bunker GBU-57 Massive Ordnance Penetrator seberat 13.500 kilogram. Yakni bom konvensional paling kuat yang dimiliki AS dan diyakini mampu menembus fasilitas bawah tanah seperti Fordow.

    Iran belum mengakui serangan

    Namun, hingga saat ini, belum ada pengakuan langsung dari pihak Iran terkait keberhasilan atau dampak serangan tersebut.

    Tetapi, pernyataan keras sebelumnya dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah memperingatkan, setiap serangan dari AS akan dibalas dengan kehancuran yang tidak dapat diperbaiki.

    Selanjutnya, mengutip dari AP News, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran pun menyebut keterlibatan militer AS sebagai “resep untuk perang habis-habisan di kawasan.”

    Menteri Luar Negeri Iran menyebut potensi serangan AS sebagai tindakan “sangat berbahaya bagi semua pihak,” dan mempertegas perlawanan terhadap keterlibatan asing akan menjadi tak terelakkan.

    Bom AS dan potensi bencana nuklir

    Kini, salah satu kekhawatiran utama dari serangan ini ialah kemungkinan dilepaskannya material radioaktif dari situs Fordow yang telah lama menjadi sorotan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

    Berdasarkan laporan IAEA, Iran memang melakukan pengayaan uranium tingkat tinggi di situs tersebut. Jika bom penghancur bunker digunakan, dampak lingkungan dan keselamatan sipil dapat sangat serius.

    Kendati begitu, IAEA sebelumnya menyatakan serangan Israel ke Natanz hanya menyebabkan kontaminasi lokal dan tidak menyebar ke wilayah sekitar.

    AS terlibat setelah tekanan politik dan diplomatik gagal

    Sementara itu, keputusan Trump untuk akhirnya melakukan intervensi militer langsung terjadi setelah dua bulan upaya diplomatik AS untuk menahan ambisi nuklir Iran gagal.

    Malahan, Trump diketahui sempat membujuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk menunda operasi militer selama dua kali, yakni pada April dan akhir Mei 2025 demi memberi waktu lebih banyak untuk diplomasi.

    Tetapi, desakan dari pejabat Israel dan tekanan dari sejumlah anggota Partai Republik diyakini mendorong Trump mengambil langkah militer.

    Berdasarkan perhitungan mereka, serangan Israel telah cukup melumpuhkan sistem pertahanan udara Iran, sehingga menciptakan peluang langka untuk melancarkan serangan yang lebih dalam dan menghancurkan fasilitas kunci.

    Peringatan dari kawasan

    Diketahui, tidak hanya Iran yang mengeluarkan peringatan keras. Kelompok Houthi di Yaman, yang mendapat dukungan dari Iran, mengancam akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Amerika di Laut Merah jika AS benar-benar terlibat langsung dalam konflik.

    Dilaporkan, serangan mereka sempat dihentikan pada Mei 2025 setelah adanya kesepakatan dengan AS.

    Tetapi di pihak lain, Israel menyatakan sedang bersiap menghadapi skenario perang jangka panjang, memperkuat sinyal, dimana konflik ini bisa melebar ke kawasan lain di Timur Tengah. (P-*r/Bst/jr)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini