28.5 C
Jakarta
Monday, March 3, 2025

    “Untold Story” Prof Sumitro Djojohadikoesoemo jadi pengantar “Temu Kangen Pelaku Permesta” di Manado

    Terkait

    PRIORITAS, 2/3/25 (Manado): Tepat hari Minggu (2/3/25) ini, yakni 68 tahun sejak Permesta dideklarasikan, dirayakan 30 pelaku dan keluarganya di Manado. Untold Story Prof Sumitro Dojojohadikoesoemo dan Prabowo Subianto mengemuka di acara tersebut.

    Temu kangen bertema “Perjuangan dan Pengorbanan Kita Tidak Sia-sia. Tuhan Telah Menjawabnya”, yang digelar Minggu (2/3/25), di salah satu hotel di Manado itu mendapat sambutan luar biasa para pelaku langsung Permesta, kaum keluarga serta generasi penerusnya.

    Secara bergantian, Philip Pantouw, pemrakarsa acara itu, dan Laksma (Pur) Frits Mantiri memaparkan kisah yang selama ini belum banyak diketahui. “Ini untold story yang harus saya ceritakan di sini, antara lain untuk meluruskan kesalahpahaman yang beredar selama ini,” tutur Philip yang akrab disapa Ile ini.

    Dia menegaskan, anggapan jika keluarga Prof Sumitro Djojohadikoesoemo, termasuk Prabowo Subianto, mendapatkan kekayaan dari hasil korupsi saat menjadi pejabat negara di era Presiden Sukarno, sama sekali tidak benar.

    “Saya saksi hidup yang kenal sangat dekat dengan seluruh keluarga Prof Sumitro. Karena itu saya berani tegaskan tudingan (korupsi) itu sama sekali tidak berdasar,” tegasnya.

    Prof Sumitro miliki peran sentral

    Penjelasan yang lebih rinci kemudian dipaparkan Laksma (Pur) Frits Mantiri. “Dana-dana penjualan hasil bumi Sulawesi Utara bagi perjuangan Permesta ketika terjadi pergolakan, di mana Pak Sumitro memiliki peran sentral, disimpan di salah satu bank di Swiss,” tutur Frits yang mengaku mendapatkan cerita itu dari ayahnya, Abe Mantiri.

    Menurut dia, Abe Mantiri bersama empat tokoh Permesta lainnya, antara lain HN “Ventje” Sumual dan Nun Pantouw, sebelumnya yang diberi tugas mengurusi soal itu.

    “Karena keempatnya tak bisa lagi keluar negeri, akhirnya Prof Sumitro-lah yang menanganinya. Waktu itu, bukti kepemilikan rekening bank hanya ditandai dengan nomor PIN, dan nomor itulah yang diberikan kepada Pak Mitro, karena saat itu beliau tinggal di Eropa,” paparnya.

    Seperti juga Philip Pantouw, Laksma (Pur) Frits Mantiri dengan tegas menolak tudingan pihak-pihak tertentu jika kekayaan keluarga Dojojohadikoesoemo berasal dari hasil korupsi di Indonesia, saat menjadi menteri di kabinet Sukarno. (P-Ferry R/Deky G)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini