PRIORITAS, 1/9/25 (Manado) : Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPD GMNI) Sulawesi Utara resmi menarik pasukannya dari aksi “Sulut Menggugat”, Senin, 1 September 2025.
Penarikan tersebut diambil setelah mempertimbangkan berbagai hal, termasuk idiologis, organisatoris dan strategis.
Dalam siaran pers, GMNI Sulut tegas menyatakan tidak terlibat dalam aksi “Sulut Menggugat” dan memilih konsolidasi kembali gerakan secara lebih matang, terstruktur, dan terarah.
“Sikap ini diambil untuk menjaga marwah organisasi,” tulis rilis pers yang ditandatangani Ketua M. Taufik Poli dan Sekretaris Clarisa E.A Budiman.
Dalam rilis tersebut, beberapa poin penting yang disampaikan DPD GMNI Sulut sebagai berikut :
* Dukungan Perjuangan Rakyat: DPD GMNI Sulut menegaskan dukungan penuh terhadap perjuangan rakyat dalam melawan praktik kekuasaan yang menindas dan kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat.
* Penolakan Aksi Anarkis: Organisasi ini menolak segala bentuk demonstrasi yang merusak fasilitas umum dan menegaskan komitmen untuk menjaga moral gerakan, membangun solidaritas, serta menghindari tindakan yang berpotensi mencederai demokrasi.
* Tindakan Kriminalisasi: GMNI Sulut mengutuk keras upaya kriminalisasi, narasi penggembosan, serta tindakan penyerangan terhadap tempat tinggal Ketua DPD GMNI Sulut, M. Taufik Poli, yang telah viral di media sosial.
* Menempuh Jalur Hukum: DPD GMNI Sulut menyatakan akan menempuh jalur hukum terkait tindakan tersebut, mengingat hal itu tidak hanya mencoreng nama baik pribadi, tetapi juga merusak marwah organisasi dan ruang demokrasi.
Seluruh kader DPD GMNI Sulut diinstruksikan untuk mematuhi keputusan organisasi agar tidak terlibat dalam aksi “Sulut Menggugat”.
Sikap ini menjadi penegasan bahwa GMNI Sulut memegang teguh prinsip perjuangan yang terukur dan beradab.(P-r*-stz/dg)
