PRIORITAS, 22/6/25 (Teheran): Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, memerintahkan penggantian cepat dirinya dengan salahsatu dari tiga ulama terpilih jika ia terbunuh.
“Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, menunjuk tiga calon penggantinya jika ia dibunuh Israel dalam perang”, demikian laporan New York Times, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Ynetnews, hari Minggu (22/6/25).
Tidak disebutkan siapa nama pengganti Khamenei yang kini berusia 86 tahun. Hanya saja diidentifiasi penggantinya terdiri dari tiga ulama di Iran.
Selain penerusnya, Khamenei juga telah menunjuk pengganti untuk rantai komando militer teratas, karena khawatir para pemimpin senior Iran lainnya dapat menjadi sasaran Israel.
Beberapa pejabat tinggi Iran sebelumnya tewas dalam serangan Israel.
Mengutip pejabat Iran, saat ini Khamenei bersembunyi di bunker di tengah serangan Israel.
Ia dilaporkan menghentikan semua komunikasi digital, karena ketakutan akan infiltrasi Israel yang meningkat.
Tiga sumber Iran, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan Khamenei sekarang berkomunikasi dengan para komandan secara eksklusif melalui seorang ajudan.
Keputusan untuk memilih tiga penerusnya, menunjukkan semakin meningkat ancaman pembunuhan terhadap Khamenei di tengah perang yang sedang berlangsung dengan Israel.
Ancaman Israel
Para pejabat Iran mengatakan Khamenei telah mengambil langkah-langkah luar biasa, untuk menjaga stabilitas Republik Islam sejak konflik dimulai.
Meski komando militer Iran tetap berfungsi, para pejabat mengakui struktur tersebut telah rusak parah.
Untuk saat ini, kata mereka, tidak ada tanda-tanda pemberontakan internal dalam rezim Iran tersebut.
Khamenei dilaporkan menerima ancaman pembunuhan Israel atau Amerika Serikat. Khamenei yakin jika dibunuh, ia akan mati sebagai martir.
Dalam langkah yang jarang terjadi, ia telah menginstruksikan Majelis Ahli—badan yang bertugas memilih pemimpin tertinggi berikutnya—untuk segera memilih penggantinya dari tiga nama yang telah ia berikan.
Ini bertujuan untuk memastikan transisi kekuasaan di Iran berjalan lancar dan cepat.
Dalam kondisi normal, proses pemilihan pemimpin tertinggi baru dapat memakan waktu berbulan-bulan, dengan para ulama berunding mengenai daftar calon potensial.
Namun di tengah perang saat ini, Khamenei telah memprioritaskan keberlanjutan untuk melindungi warisannya dan stabilitas rezim, kata para pejabat.
Putra Khamenei
Sebelumnya, putra Khamenei, Mojtaba—yang juga seorang ulama yang memiliki hubungan dekat dengan Korps Garda Revolusi Islam—dianggap sebagai calon pengganti.
Namun, The New York Times melaporkan ia tidak termasuk dalam nama yang diajukan Khamenei.
Mantan kandidat lainnya, Presiden Ebrahim Raisi, meninggal dalam kecelakaan helikopter tahun lalu.
Sejak dimulainya perang, Khamenei telah mengeluarkan dua pesan rekaman kepada publik Iran, bersumpah bahwa rezim tersebut tidak akan menyerah.
Biasanya beroperasi dari kompleks yang aman di Teheran, keputusan Khamenei untuk berlindung di bunker menyoroti intensitas serangan udara Israel dan ketakutan dalam kepemimpinan Iran.
Laporan itu juga mengatakan Kementerian Intelijen Iran telah memerintahkan pejabat senior pemerintah dan komandan militer untuk tetap bersembunyi.
Meka juga diwajibkan berhenti menggunakan ponsel atau perangkat komunikasi elektronik apa pun, di tengah kekhawatiran akan penyusupan Israel atau pembunuhan yang ditargetkan.
Dua sumber Iran mengatakan arahan keamanan tersebut, mencerminkan kekhawatiran mendalam atas kemungkinan serangan lebih lanjut terhadap kepemimpinan Iran.(P-Jeffry W)