26.3 C
Jakarta
Saturday, September 7, 2024

    Survei: Hampir 50 persen pengguna mobil listrik ingin kembali ke mobil konvensional

    Terkait

    PRIORITAS, 18/6/24 (Jakarta):Ternyata, berdasarkan Survei McKinsey & Co terungkap hampir 50 persen atau tepatnya 46 oersen pengguna kendaraan listrik di Amerika Serikat ingin kembali menggunakan mobil dengan bahan bakar konvensional.

    Sebagainana dilansir Carscoops, Selasa (18/6/24) survei itu mengungkap, kepemilikan mobil lsitrik tidak melulu menarik bagi semua orang sebagian besar dari pemilik kendaraan listrik di AS. Sebanyak 46 persen itu menyebut ingin membeli kendaraan konvensional pada pembelian berikutnya.

    Disebutkan, lebih dari 30.000 peserta menjawab sekitar 200 pertanyaan tentang kendaraan listrik untuk studi dua tahunan McKinsey itu. Agar lebih akurat, survei itu dilakukan di 15 negara, yang mewakili lebih dari 80 persen volume penjualan global.

    Ternyata hasilnya menunjukkan, 29 persen pemilik kendaraan di seluruh dunia kemungkinan akan kembali ke mobil berbahan bakar bensin untuk kendaraan mereka berikutnya.

    Kondisi infrastruktur pengisian daya

    Faktor yang paling krusial dalam meninggalkan kendaraan listrik ialah kondisi infrastruktur pengisian daya publik, diikuti dengan tingginya biaya kepemilikan, dan kebutuhan untuk menemukan mobil yang lebih cocok untuk perjalanan yang lebih jauh.

    Persentase pemilik kendaraan yang bersedia beralih kembali ke kendaran konvensional di AS meningkat menjadi 46 persen atau hampir satu dari dua pemilik mobil listrik saat ini. Mereka mengaku terpengaruh oleh lambatnya peluncuran program Infrastruktur Kendaraan Listrik Nasional oleh Departemen Energi AS.

    Hanya sembilan oersen dari total peserta dalam penelitian itu yang merasa senang dengan perluasan jaringan pengisian daya publik di wilayah mereka, yang menunjukkan, hal ini merupakan masalah global.

    Pemimpin Pusat Mobilitas Masa Depan McKinsey, Philipp Kampshoff percaya  keadaan akan menjadi lebih buruk, karena pembeli kendaraan listrik generasi berikutnya akan lebih bergantung pada pengisian daya publik daripada yang ada saat ini.

    Survei yang sama menemukan bahwa 21 persen partisipan tidak ingin membeli mobil listrik, yang sekaligus mengonfirmasi temuan terbaru dari penelitian lain.

    Detil menarik lainnya, yakni ekspektasi jarak tempuh minimum di kalangan konsumen telah meningkat dari 270 mil (435 kilometer) pada 2022, menjadi 291,4 mil (469 kilometer) pada 2024.

    Terlepas dari kekhawatiran tersebut, pembeli sedikit lebih rentan terhadap elektrifikasi dibandingkan dengan studi sebelumnya.

    Lebih khusus lagi, 38 persen pemilik non-EV di seluruh dunia akan mempertimbangkan mobil plug-in hybrid (PHEV) atau full listrik untuk pembelian berikutnya, yang mewakili peningkatan satu persen dari dua tahun lalu. (P-BST/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini