27.8 C
Jakarta
Friday, December 13, 2024

    Siiip !!! Antisipasi gelombang ketiga Covid-19, Menkes upayakan Molnupiravir masuk Indonesia akhir tahun ini, efektif kurangi resiko kematian

    Terkait

    Jakarta, 25/10/21 (SOLUSSInews.com) – Ya, mengantisipasi kemungkinan terjadinya gelombang ketiga Covid-19, Pemerintah RI mulai bergerak cepat.

    Dilaporkan, Molnupiravir, kapsul obat Covid-19 yang diyakini sebagai obat sangat ampuh dan mampu mencegah gejala parah atau kematian akibat Covid-19 hingga paling tidak 50 persen, diupayakan sudah masuk ke Indonesia pada akhir tahun ini. Keberadaan obat virus corona ini sekaligus diharapkan dapat mengantisipasi ancaman gelombang ketiga Covid-19 yang diprediksi terjadi pada Desember nanti.

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, perwakilan Indonesia telah berkunjung ke perusahaan farmasi Merck di Amerika Serikat (AS), untuk mengupayakan agar Indonesia dapat mendatangkan Molnupiravir pada akhir tahun ini.

    “Kami mendampingi Pak Menko Marves (Luhut Binsar Pandjaitan) dan sudah berkunjung ke Merck. Kami sudah sampai ke tahap finalisasi dari agreement agar Indonesia bisa mengadakan kapsul Molnupiravir yang diusahakan pada akhir tahun ini,” kata Budi pada saat memberi keterangan pers “Evaluasi PPKM” secara virtual, Senin (25/10/21).

    Budi mengatakan, upaya untuk memastikan ketersedian obat Molnupiravir, agar Indonesia memiliki cadangan cukup jika ada potensi gelombang Covid-19 berikutnya.

    Begini cara kerjanya

    Molnupiravir, kapsul obat Covid-19 yang dikembangkan perusahaan farmasi Amerika Serikat, Merck, disebut-sebut sebagai terobosan besar dalam upaya global menghentikan pandemi ini.

    Berdasarkan uji klinis perusahaan, obat ini mampu mencegah gejala parah atau kematian akibat Covid-19 hingga paling tidak 50 persen.

    Sejumlah gedung di kompleks perkantoran perusahaan farmasi Merck di Lansdlae, Pennsylvania, AS, 8 Juli 2002.

    Sejumlah gedung di kompleks perkantoran perusahaan farmasi Merck di Lansdlae, Pennsylvania, AS, 8 Juli 2002. (Foto: AFP)

    Saat ini, Merck telah mengajukan permohonan izin penggunaan darurat Molnupiravir dari Badan Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA). Jika disetujui, Molnupiravir akan menjadi obat Covid telan yang pertama.

    Banyak negara sudah melakukan inden pesanan untuk Molnupiravir.

    Indonesia bahkan mengirim tim khusus meliputi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin serta Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk melobi Merck agar berinvestasi dan memproduksi Molnupiravir di Indonesia.

    Pertemuan dua menteri tersebut dengan Merck berlangsung Rabu (20/10/21) di New York. Demikian CNN seperti dilansir BeritaSatu.com.

    Lalu, bagaimana cara kerja obat ini?

    Begitu seorang pasien dinyatakan positif mengidap Covid-19, dia bisa mulai mengonsumsi Molnupiravir ukuran 200 miligram.

    Penggunaannya dua kali sehari, masing-masing harus menghabiskan empat kapsul, atau total delapan kapsul per hari.

    Periode pengobatan selama lima hari, artinya si pasien harus mengonsumsi total 40 pil Molnupiravir agar obat ini bisa efektif.

    “Berbeda dengan vaksin yang berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan dalam tubuh, Molnupiravir bertujuan mencegah virus berkembang biak”, kata Sanjaya Senanayake, dokter spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran di Australian National University Medical School.

    “Gampangnya, obat ini membuat si virus melahirkan bayi-bayi yang tidak sehat,” ujarnya.

    Hasil uji klinis sangat menggembirakan

    Uji klinis tahap tiga awal bulan ini melibatkan lebih dari 700 pasien Covid-19 yang belum pernah divaksin. “Para partisipan dibagi antara mereka yang mendapat Molnupiravir dengan mereka yang diberi kapsul bohongan atau placebo,” kata sumber.

    Dalam waktu 29 hari, delapan dari kelompok penerima placebo meninggal. Sementara tidak ada satu korban jiwa pun di antara pasien Covid-19 penerima Molnupiravir.

    Wendy Holman, CEO di Ridgeback Biotherapeutics yang ikut berkolaborasi dalam pengembangan obat ini, mengatakan, hasil uji klinis sangat menggembirakan karena memberi peluang untuk bisa mengendalikan pandemi.

    “Kita sangat butuh obat antivirus yang bisa diminum di rumah dan mencegah para pengidap Covid-19 ke rumah sakit,” kata Holman.

    Para pakar juga sepakat, obat ini sangat menjanjikan. Orang yang dinyatakan positif terinfeksi tidak perlu menunggu sampai sakit parah, tetapi bisa langsung mengonsumsi obat antivirus begitu hasil diagnosa didapat.

    Karena bisa diminum di rumah, obat ini juga membantu mengurangi tekanan pada rumah sakit agar dapat fokus merawat pasien yang lebih parah.

    “Mendapat tablet ini jauh lebih mudah, jadi ini menjadi penentu,” kata Senanayake.

    Begini Cara Kerja Obat Covid Molnupiravir

    Untuk negara-negara yang tingkat vaksinasinya masih rendah karena terbatasnya pasokan, obat ini bisa menjadi benteng awal untuk mencegah Covid-19 menyebar luas.

    “Obat ini bukan pengganti vaksin, tetapi jika keduanya digabungkan akan mempercepat upaya menghentikan pandemi atau setidaknya bertransisi menjadi endemi”, kata Menkes Budi.

    Kurangi resiko kematian

    Merck & Co mengklaim pil antivirus yang mereka kembangkan mampu mengurangi separuh risiko kematian dan rawat inap akibat Covid-19. Klaim tersebut didasarkan pada data uji klinis tahap III molnupiravir, obat yang dirancang untuk merusak kode genetik virus.

    Uji klinis melibatkan 775 pasien dengan gejala Covid-19 ringan dan sedang selama lima hari atau kurang.

    Mereka memiliki setidaknya satu faktor risiko mengalami sakit parah, seperti obesitas atau sudah uzur.

    Selama lima hari sebagian dari mereka diminta meminum molnupiravir dua kali sehari di rumah.

    Analisis data menemukan 7,3 persen dari kelompok itu kemudian dirawat di rumah sakit dan tak satu pun meninggal setelah 29 hari setelah pemberian obat.

    Angka itu hanya separuh dari tingkat rawat inap kelompok pasien yang diberi plasebo, yaitu 14,1 persen. Dan tercatat juga ada delapan kematian dari kelompok itu.

    “Pengobatan antivirus yang bisa dilakukan di rumah untuk mencegah orang yang positif Covid-19 masuk rumah sakit sangat diperlukan,” kata bos Ridgeback, Wendy Holman dalam pernyataan.

    “(Temuan) ini akan mengubah perbincangan tentang cara menangani Covid-19,” kata bos Merck, Robert Davis.

    Hasil uji klinis itu begitu meyakinkan, sehingga pengujian dihentikan lebih awal atas rekomendasi pengawas dari luar.

    Para ahli menyebut hasil uji klinis itu sebagai terobosan dalam menangani infeksi virus corona.

    “Obat oral antivirus yang mampu mempengaruhi risiko rawat inap sebesar itu akan menjadi game changer,” kata Amesh Adalja, akademisi senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.

    Pasien Covid-19 saat ini memiliki beberapa opsi pengobatan, termasuk antivirus Remdesivir buatan Gilead Sciences Inc yang diberikan lewat infus dan obat steroid generik Deksametason.

    Kedua terapi itu umumnya hanya diberikan pada pasien yang sudah dirawat inap.

    Tapi Adalja mengatakan, pengobatan yang ada saat ini tidak praktis dan merepotkan.

    “Pil oral sederhana akan menjadi kebalikannya,” katanya.

    Merck dan mitranya, Ridgeback Biotherapeutics, mengatakan, akan segera meminta izin penggunaan darurat pil tersebut dari otoritas Amerika Serikat dan negara-negara lain.

    Jika disetujui, pil tersebut akan menjadi obat oral pertama Covid-19.

    Temuan tersebut juga mengangkat harga saham Merck lebih dari sembilan persen.

    Saham Atea Pharmaceuticals Inc, yang mengembangkan obat serupa, melonjak 21 persen lantaran kabar tersebut.

    Saham pembuat vaksin Covid-19 Moderna Inc turun lebih dari 10 persen. Sementara saham Pfizer juga turun satu persen lebih.

    Analis Michael Yee dari Jefferies mengatakan, investor yakin “ketakutan orang terhadap Covid-19 akan berkurang, juga minat mereka terhadap vaksin, jika ada obat sederhana yang mampu menyembuhkan Covid-19”.

    Pfizer dan produsen obat Swiss Roche Holding AG juga tengah berlomba mengembangkan pil antivirus Covid-19 yang mudah diberikan.

    Saat ini, baru koktail antibodi disetujui untuk diberikan lewat suntikan pada pasien yang tidak dirawat inap.

    Koordinator tanggap Covid-19 Gedung Putih, Jeff Zients mengatakan pada Jumat, molnupiravir merupakan “perangkat tambahan potensial… untuk melindungi masyarakat dari efek parah Covid-19”.

    Namun dia menambahkan, vaksinasi tetap menjadi “alat terbaik kita melawan Covid-19”.

    Obat lain yang serupa dengan Molnupiravir telah dikaitkan dengan cacat lahir dalam penelitian pada hewan.

    Merck mengatakan, obat buatannya tidak mempengaruhi DNA mamalia.

    Mereka mengatakan, pengurutan genom virus corona sejauh ini menunjukkan Molnupiravir efektif terhadap semua varian. Termasuk varian Delta yang sangat menular. (B-CNN/BS/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini