PRIORITAS, 29/6/25 (Washington): Serangan militer Israel ke Iran pekan lalu telah mempercepat militan Hamas untuk menyetujui gencatan senjata.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan gencatan senjata di Jalur Gaza dapat tercapai pekan depan.
“Kami pikir kita bisa mencapai gencatan senjata di Gaza minggu depan”, kata Trump di Washington, seperti dikutip Beritaprioritas dari Ynetnews, hari Minggu (29/6/25).
Ubah dinamika regional
Pemerintah AS menyebutkan perang Israel-Iran telah mengubah dinamika regional.
Mesir kabarnya sudah menyusun proposal perundingan baru untuk gencatan senjata, saat militan Hamas menunjukkan fleksibilitas untuk mencapai kesepakatan dengan Israel terutama pembebasan sandera.
Presiden Donald Trump mengatakan kesepakatan akan segera tercapai. “Saya kira kita sudah dekat,” ungkapnya.
Dikatakan seorang sumber, Mesir sedang menggodok usulan gencatan senjata baru di Gaza yang dapat berlaku dalam dua minggu ke depan.
Semua pihak bersikap fleksibel, dan ini merupakan kesempatan unik untuk memajukan kesepakatan yang berarti, meskipun belum ada yang difinalisasi.
Mereka menambahkan serangan Israel ke Iran telah mengubah pendekatan militan Hamas terhadap negosiasi.
“Kelompok tersebut (Hamas) kini menunjukkan keinginan yang lebih besar untuk berkompromi”, klaim sumber tersebut.
Pejabat AS menyuarakan momentum itu, dengan mengatakan dorongan besar sedang dilakukan untuk mencapai terobosan dalam perundingan penyanderaan.
Ada momentum signifikan setelah serangan Israel ke Iran dan kemajuan mungkin terjadi.
Qatar yang memainkan peran kunci, percaya kesepakatan dengan mita Hamas dapat dicapai.
Keputusan tertinggi
Sumber-sumber Israel yang mengetahui pembicaraan tersebut, mengatakan tidak ada delegasi yang dikirim ke Kairo atau Doha karena Perdana Menteri Netanyahu ingin menutup kesepakatan di tingkat tertinggi.
Ini adalah kesepakatan komprehensif, bukan kesepakatan umum yang melibatkan pembicaraan kedekatan tidak langsung dengan militan Hamas.”
Sebaliknya, sumber tersebut mengatakan, keputusan itu akan datang langsung dari atas, yang melibatkan keputusan bersama Netanyahu, Trump, penasihat seniornya Michael Whatley, dan duta besar Israel untuk AS Ron Dermer.
“Semua orang lain berputar-putar tanpa tahu apa yang sedang terjadi,” kata seorang pejabat.
Penghentian perang
Menurut sumber yang sama, kesepakatan yang diusulkan itu berjangkauan luas, karena mencakup penghentian perang, pengembalian 50 sandera, dan perluasan Perjanjian Abraham.
“Itulah yang menarik minat Trump,” kata seorang pejabat. “Dia tidak datang ke sini dengan permusuhan—ini adalah pelukan erat.”
Persiapan sedang dilakukan untuk kemungkinan kunjungan Perdana Menteri Israel Netanyahu ke Gedung Putih.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan belum ada tanggal pasti pertemuan tersebut.
Tetapi perdana menteri Israel telah menyatakan minatnya untuk datang ke Gedung Putih, bertemu dengan presiden AS.
“Presiden, tentu saja, sangat terbuka untuk itu, tetapi untuk saat ini belum ada tanggal yang ditetapkan”, jelasnya. (P-Jeffry W)