31.8 C
Jakarta
Thursday, December 12, 2024

    “Serangan Balik” China, larang ekspor berbagai komoditas ke AS, termasuk bahan baku militer dan baterai mobil listrik

    Terkait

    PRIORITAS, 4/12/24 (Beijing): Menyusul pembatasan akses China terhadap komponen vital untuk cip dan kecerdasan buatan oleh Amerika Serikat, pemerintah negeri tirai bambu itu melakukan “serangan balik”.  Pemerintah China telah mengumumkan larangan ekspor sejumlah komoditas mineral utama, mulai dari galium, germanium, sampai antimon ke Amerika Serikat (AS).

    Sebelumnya, pemerintah China sebenarnya sudah memberlakukan pembatasan ekspor komoditas mineral utama dan vital itu sejak tahun lalu. Namun kini diperkuat dengan komoditas-komoditas tersebut tak lagi diizinkan untuk diekspor ke AS.

    Galium dan germanium digunakan dalam semikonduktor. Germanium juga digunakan dalam teknologi inframerah, kabel serat optik, dan sel surya. Sementara, antimon dalam peluru dan persenjataan lainnya untuk keperluan militer. Kemudian, grafit adalah komponen terbesar berdasarkan volume baterai kendaraan listrik.

    Keputusan China ini tentu menambah ketegangan perdagangan antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut jelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump bulan depan. Instruksi Kementerian Perdagangan China tentang barang fungsi ganda dengan keperluan militer dan sipil mengacu pada masalah keamanan nasional.

    Diperoleh informasi, larangan yang akan diberlakukan dalam waktu dekat itu juga mengharuskan peninjauan lebih ketat terhadap penggunaan akhir untuk barang-barang grafit yang diekspor ke AS.

    “Pada prinsipnya, ekspor galium, germanium, antimon, dan material super kuat ke AS tidak akan diizinkan,” ujar pihak kementerian, Selasa (3/12/24), seperti diwartakan CNN Indonesia yang bersumber dari Reuters.

    Langkah ini pun memicu kekhawatiran baru, pemerintah China nantinya dapat menargetkan komoditas mineral penting lainnya, termasuk yang memiliki penggunaan yang lebih luas seperti nikel atau kobalt.

    AS sedang mengkaji

    Menanggapi hal tersebut, juru bicara Gedung Putih menegaskan AS sedang mengkaji pembatasan-pembatasan baru terkait sektor chip. Namun nantinya mengambil langkah-langkah lain yang diperlukan.

    “Kontrol-kontrol baru ini hanya menggarisbawahi pentingnya memperkuat upaya-upaya kami dengan negara-negara lain untuk mengurangi risiko dan mendiversifikasi rantai pasokan penting dari China,” ujar juru bicara tersebut.

    Data bea cukai China menunjukkan tidak ada pengiriman germanium atau galium tempa dan tidak tempa ke AS pada tahun ini hingga Oktober. Padahal, AS merupakan pasar terbesar keempat dan kelima untuk mineral-mineral tersebut.

    Begitu pula dengan pengiriman produk antimon di Oktober secara keseluruhan di China yang anjlok 97 persen dari September setelah langkah pemerintah China untuk membatasi ekspornya diberlakukan.

    Pada 2023, China menyumbang 48 persen dari antimon yang ditambang secara global, yang digunakan dalam amunisi, rudal inframerah, senjata nuklir, dan kacamata penglihatan malam, serta baterai dan peralatan fotovoltaik.

    Tahun ini, China telah menyumbang 59,2 persen dari produksi germanium olahan dan 98,8 persen dari produksi galium olahan.

    Data yang dihimpun menunjukkan harga antimon trioksida di Rotterdam, Belanda telah melonjak sebesar 228 persen sejak awal 2024 menjadi US$39 ribu alias Rp621,6 juta (asumsi kurs Rp15.934 per dolar AS) per metrik ton per 28 November 2024.

    Janji kampanye Trump

    Pengumuman larangan ekspor China ke AS ini mencuat usai pemerintah AS meluncurkan pembatasan keras dalam tiga tahun terhadap industri semikonduktor China, dengan membatasi ekspor ke 140 perusahaan, termasuk pembuat peralatan chip Naura Technology Group.

    Trump, yang masa jabatan empat tahun pertamanya di Gedung Putih ditandai dengan perang dagang yang sengit dengan China, telah mengatakan bahwa ia akan menerapkan tarif 10 persen untuk barang-barang China dan mengancam tarif 60 persen untuk impor China selama kampanye kepresidenannya.

    Secara terpisah, beberapa kelompok industri China menyerukan kepada anggotanya untuk membeli semikonduktor buatan dalam negeri, dengan salah satu kelompok mengatakan bahwa chip AS tidak lagi aman dan dapat diandalkan. (P-ht)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini