PRIORITAS, 10/6/25 (Gaza): Sedikitnya 17 warga Palestina tewas tertembak dan puluhan lainnya terluka saat ribuan pengungsi mendekati lokasi distribusi bantuan milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), Selasa (10/6/25) pagi waktu setempat.
Militer Israel menyatakan sedang menyelidiki insiden tersebut. Sebelumnya, mereka memperingatkan warga Palestina untuk tidak melintasi jalur menuju lokasi GHF antara pukul 18.00 hingga 06.00 waktu lokal. Jalur tersebut ditetapkan sebagai zona militer tertutup.
“Saya pergi ke sana pukul dua pagi demi mendapatkan makanan. Di jalan, saya bertemu orang-orang yang sudah kembali karena bantuannya habis dalam lima menit. Ini gila dan jelas tidak cukup,” kata Mohammad Abu Amr (40) dikutip dari Reuters.
Warga Gaza menempuh jarak hingga 20 kilometer untuk mencapai titik distribusi. Banyak yang berangkat sebelum fajar demi peluang menerima bantuan makanan. Namun, kekacauan terus terjadi di sepanjang jalur akses.
Distribusi bantuan picu kekacauan
Tim medis mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Al-Awda di Kamp Nuseirat dan Rumah Sakit Al-Quds di Gaza City. Belum ada tanggapan resmi dari GHF terkait penembakan tersebut.
GHF mulai menyalurkan bantuan sejak akhir Mei 2025 dengan model distribusi baru yang dinilai PBB tidak netral dan tidak imparsial. Warga mengeluhkan sistem tersebut tidak teratur dan rawan kekerasan.
Saksi mata melaporkan sedikitnya 40 truk pengangkut tepung untuk gudang PBB dijarah oleh warga kelaparan dan kelompok kriminal di sekitar Bundaran Nabulsi, Jalur Pantai Kota Gaza.
Israel sempat menutup penuh akses bantuan selama 11 pekan dan baru mengizinkan sebagian operasi PBB kembali sejak 19 Mei. PBB menyebut volume bantuan yang masuk saat ini sebagai “setetes di lautan”.
Perang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menyandera 251 orang. Sejak itu, serangan balasan militer Israel telah menewaskan lebih dari 54.000 warga Palestina, mayoritas warga sipil, menurut otoritas kesehatan Gaza. (P-Khalied Malvino)
