PRIORITAS, 5/7/25 (Kyiv): Militer Rusia melakukan serangan brutal selama tujuh jam, dengan menembakkan puluhan peluru kendali balistik serta ratusan pesawat nirawak pembawa bom ke Ukraina.
Serangan terbesar ini terjadi saat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menelepon Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyusul Depertemen Pertahanan AS Petagon menghentikan pasokan berbagai senjata pencegat rudal ke Ukraina.
“Serangan udara di kota-kota dan wilayah kami dimulai kemarin, saat panggilan telepon Presiden Trump dengan Putin,” kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Kyiv Independent, hari Sabtu (5/7/25).
Menurut Presiden Zelensky, Rusia meluncurkan lebih dari 550 senjata udara, termasuk lebih dari 330 pesawat nirawak Shahed buatan Iran dan berbagai jenis rudal, termasuk rudal balistik.
Presiden Zelensky menyerukan pertahanan udara yang lebih kuat bagi Ukraina, setelah serangan rudal dan pesawat nirawak besar-besaran terhadap ibu kota Ukraina pada tanggal 4 Juli.
Saat Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melalui telepon pada tanggal 3 Juli, sirene serangan udara berbunyi di seluruh Ukraina.
“Ini adalah salah satu serangan udara berskala paling besar. Sengaja dilakukan secara besar-besaran dan sinis… Rusia sekali lagi menunjukkan bahwa mereka tidak akan mengakhiri perang dan teror”, jelas Zelensky.
Serangan Rusia itu menyasar Kyiv dan beberapa wilayah lain, melukai sedikitnya 23 orang dan memicu puluhan kebakaran di ibu kota Ukraina.
Serangan skala besar
Upaya pemadaman kebakaran dan pembersihan puing-puing masih berlangsung setelah serangan Rusia lainnya. Ini adalah serangan udara berskala paling besar, sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada Februari tahun 2022 lalu.
Militer Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 270 rudal dan drone, sementara 208 pesawat nirawak tambahan dihadang pencegat elektronik.
“Pesawat nirawak pencegat Ukrainan juga menjatuhkan puluhan pesawat nirawak lainnya”, kata Zelenskyy, yang menyebut peningkatan penggunaan pesawat nirawak tersebut sebagai prioritas pertahanan utama.
Presiden Ukraina menekankan perlunya bantuan militer yang berkelanjutan dan ditingkatkan dari sekutu, terutama pertahanan udara.
Tragisnya, Amerika Serikat, telah membatalkan pengiriman sistem senjata pencegah peluru kendali seperti Patriot.
“Patriot dan rudal mereka adalah pembela kehidupan yang sesungguhnya,” kata Zelenskyy.
Ia menyebut sangat penting untuk mempertahankan dukungan dari mitra dalam pertahanan rudal balistik.
Sebabkan kerusakan parah
Media CBC News melaporkan, gelombang serangan Rusia itu, sengaja menargetkan Kyiv sepanjang malam.
Tidak dilaporkan adanya korban jiwa, tetapi sebanyak 23 orang mengalami luka-luka dan menimbulkan kerusakan parah di beberapa distrik ibukota Ukraina.
“Itu adalah malam yang berat dan tanpa tidur,” kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Upaya perdamaian internasional yang dipimpin AS sejauh ini tidak membuahkan hasil.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga terlihat masih tetap ingin melanjutkan perang di Ukraina.
Putin berargumen sengaja menginvasi Ukraina pada Februari 2022, untuk menangkal ancaman terhadap Rusia, karena Ukraina ingin bergabung dengan NATO.
Namun alasan Rusia itu ditolak Ukraina dan sekutunya. (P-Jeffry W)