Bendera nasional Tiongkok dan AS terlihat dipajang di luar sebuah toko suvenir di Beijing pada 31 Januari 2025 lalu. (AP)
PRIORITAS, 4/2/25 (Beijing): Dengan cepat, China langsung merespons, dimana pada Selasa (4/2/25) memberlakukan tarif pada beberapa barang impor dari Amerika. Ini sebagai balasan terhadap bea masuk baru yang diterapkan Washington pada barang-barang China. Dengan kebijakan tersebut, kembali memicu perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu, bahkan di saat Presiden Donald Trump memutuskan untuk menangguhkan tarif untuk Meksiko dan Kanada.
Diketahui, tarif tambahan sebesar 10 persen untuk semua barang impor China ke Amerika mulai berlaku pada Selasa (4/2/25) pukul 12.00 waktu Amerika Timur. Trump berulang kali memperingatkan Beijing, mereka tidak melakukan cukup banyak hal untuk menghentikan aliran obat-obatan terlarang ke Amerika Serikat.
Kemudian dalam hitungan menit, Kementerian Keuangan China mengumumkan akan mengenakan pungutan sebesar 15 persen untuk batu bara dan gas alam cair atau LNG asal Amerika, serta 10 persen untuk minyak mentah, peralatan pertanian, dan beberapa jenis mobil.
Investigasi praktik antimonopoli terhadap Google
Bahkan selanjutnya, China juga mengumumkan, mereka mulai melakukan investigasi terhadap praktik antimonopoli terhadap Google milik Alphabet Inc. serta memasukkan PVH Corpm perusahaan induk untuk merek-merek terkenal seperti Calvin Klein, dan perusahaan bioteknologi Amerika, Illumina, ke dalam “daftar entitas yang tidak dapat dipercaya.”
Di samping itu, Kementerian Perdagangan China dan Administrasi Bea Cukai juga memberlakukan kontrol ekspor terhadap beberapa logam tanah jarang dan logam penting yang digunakan dalam perangkat teknologi tinggi serta transisi energi bersih.
Pembicaraan Trump-Jinping
Dilaporkan, tarif baru China yang menargetkan ekspor Amerika tersebut dijadwalkan mulai berlaku pada 10 Februari, memberi kedua negara waktu untuk mencoba mencapai kesepakatan.
Sementara itu, Trump dijadwalkan untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir minggu ini, menurut juru bicara Gedung Putih.
Diketahui pada Senin, Trump menangguhkan ancaman tarif 25 persen terhadap Meksiko dan Kanada, menyetujui jeda selama 30 hari sebagai imbalan atas konsesi terkait penegakan hukum perbatasan dan kejahatan dengan kedua negara tetangga tersebut.
Perang dagang pertama
Diketahui, pada 2018, Trump memulai perang dagang (pertama) selama dua tahun dengan China, yang dipicu oleh surplus besar perdagangan Amerika. Perang dagang ini melibatkan tarif balasan terhadap barang senilai ratusan miliar dolar, mengganggu rantai pasokan global dan merusak ekonomi dunia.
Kini, Trump memperingatkan, ia bisa menaikkan tarif lebih lanjut terhadap China jika Beijing tidak menghentikan aliran fentanil, opioid mematikan, ke Amerika Serikat.
“Mudah-mudahan China akan berhenti mengirim fentanil kepada kami, dan jika tidak, tarif akan meningkat jauh lebih tinggi,” ujar Trump pada Senin (3/2/25) waktu setempat, sebagaimana dilansir VoA.
Sementara itu, Beijing menyebut fentanil sebagai masalah Amerika dan menyatakan akan menentang tarif di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) serta mengambil langkah balasan lainnya, tetapi tetap membuka kemungkinan untuk perundingan.
Diketahui, Amerika Serikat menyumbang 1,7 persen dari total impor minyak mentah China tahun lalu, sekitar $6 miliar, menjadikannya sumber yang relatif kecil. Namun, untuk LNG, lebih dari lima persen impor China berasal dari Amerika. (P-jr)