30.9 C
Jakarta
Monday, March 10, 2025

    Rakyat Ukraina bangga Presiden Zelenskyy tak mau didikte Trump di Gedung Putih

    Terkait

    PRIORITAS, 1/3/25 (Kyiv): Rakyat Ukraina membela dan memberikan dukungan terhadap Presiden Volodymyr Zelenskyy, usai dia adu mulut dan diusir Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakilnya JD. Vance dari Ruang Oval, Gedung Putih, Washington, hari Jumat waktu setempat.

    Rakyat Ukraina yang berkumpul di jalan-jalan di ibu kota Kyiv, meneriakkan kata-kata mendukung Presiden Zelenskyy, untuk tetap teguh memperjuangkan kepentingan, keamanan dan mempertahankan kehormatan Ukraina.

    “Trump akhirnya mengerti bahwa Zelenskyy adalah seorang presiden yang tidak akan menyerah begitu saja,” kata Mila, manajer sumber daya manusia (SDM) pada malam yang dingin di pusat kota Kyiv,  seperti dikutip Beritaprioritas.com dari VoA Indonesia, hari Sabtu (1/3/25).

    Rakyat Ukraina menilai presiden mereka memang sangat berani menentang AS, yang selama ini dikenal selalu mengintimidasi negara lain dengan kekuasaannya. “Bukan Ukraina yang berjudi dengan Perang Dunia Ketiga – lebih mungkin kami dimanfaatkan sebagai alat tawar-menawar dalam permainan ini,” kata Oksana, seorang konsultan bisnis di Kyiv.

    Sementara di tempat terpisah, warga Ukraina lainnya juga mengaku sangat bangga karena Presiden Zelensky tak mau didikte Presiden Donald Trump, dengan mengorbankan masa depan rakyat Ukraina.  “Zelenskyy bertarung seperti singa”, kata Nataliia Serhiienko, warga Kiev berusia 67 tahun, hari Sabtu (1/3/25), seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent.

    Menurut Serhiienko, Trump dan Zelenskyy mengadakan pertemuan yang sangat panas. “Namun Zelenskyy membela kepentingan Ukraina”, tekannya.

    Kepala daerah Kharkiv, salahsatu wilayah Ukraina, Oleh Syniehubov, juga memuji keteguhan Presiden Zelenskyy. “Pemimpin kami, meskipun mendapat tekanan, tetap teguh dalam membela kepentingan Ukraina dan rakyat Ukraina….Kami hanya membutuhkan perdamaian yang adil dengan jaminan keamanan”, ujar Syniehubov.

    Kritik pada Trump

    Warga Kyiv, Aertm Vasyliev (37 tahun) mengatakan ia melihat rasa tidak hormat yang nyata dari Amerika Serikat terhadap Ukraina dalam percakapan di Ruang Oval. “Kami berjuang untuk demokrasi dan kami disambut dengan rasa tidak hormat yang total kepada pejuang kami, tentara kami dan rakyat negara kami”, kata Vasyliev, penduduk asli Luhansk, wilayah Ukraina Timur yang diduduki Rusia.

    Vasyliev mengkritik Presiden Donald Trump yang gagal dalam mengakui kemanusiaan akibat invasi Rusia di Ukraina. Menurutnya, di Ukraina banyak yang tewas dan sekarat, kota-kota sedang dihancurkan, orang-orang menderita, ibu-ibu, anak-anak, dan tentara. “Dia (Trump) tidak bisa mengerti ini, dia hanya seorang pengusaha. Baginya, uang itu sakral”, sindirnya.

    Di media sosial, para pejabat Ukraina dan tokoh terkemuka lainnya juga mendukung Zelenskyy. Mereka menyerukan persatuan di negara yang kelelahan karena pertempuran selama tiga tahun. “Presiden Zelenskyy memiliki keberanian dan kekuatan untuk membela apa yang benar,” tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha, yang ikut dalam pertemuan Zelenskyy dengan Trump.

    Trump tolak kutuk Rusia

    Pertemuan Presiden AS dan Presiden Ukraina di Washington sebenarnya bertujuan untuk meredakan hubungan pribadi yang tidak harmonis antara Trump dan Zelenskyy. Kedua pemimpin itu sedianya akan menandatangani proposal perjanjian,  yang akan membagi keuntungan dari cadangan mineral penting Ukraina dengan Amerika Serikat.

    Namun pertemuan dengan cepat berubah menjadi adu mulut sengit di depan kamera para wartawan. Trump tampaknya membuat Zelenskyy kesal karena menolak mengutuk Rusia. Padahal Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina tiga tahun lalu dan menduduki sebagian wilayahnya sejak 2014.

    “Perjanjian dan partisipasi Amerika Serikat dalam transaksi mineral akan menstabilkan hubungan. Sekarang sangat menakutkan,” kata Petro, warga Ukraina, mahasiswa berusia 20 tahun.

    Setelah melihat rekaman pembicaraan pertemuan tersebut, ia menilai hal itu sebenarnya bisa didekati dengan cara yang lebih diplomatis. “Tetapi dari sudut pandang individu saya dapat memahami Zelenskyy, karena nada dialog dengan Trump dan Vance mengindikasikan bahwa itu akan berakhir seperti ini,” kata Petro membela Zelenskyy.

    Belum diketahui apakah Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy masih mau menandatangani proposal kerjasama mineral dengan AS atau tidak, sebagai jaminan perdamaian perang dengan Rusia. Tetapi Presiden Trump sempat mengutarakan pihaknya masih akan menerima jika Zelenskyy mau datang lagi. “Ia dapat kembali saat ia siap untuk perdamaian”, kata Trump di akun X miliknya.(P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini