PRIORITAS, 5/1/25 (Semarang): Pertarungan antara tim voli putri Jakarta Livin Mandiri vs Jakarta Pertamina Enduro berlangsung seru dan menegangkan di GOR Jatidiri, Semarang, Sabtu (4/1/25) malam.
Bertarung lima set, tim voli putri Livin Mandiri berhasil mengalahkan Pertamina Enduro pada pertandingan PLN Mobile Proliga 2025.
Livin Mandiri yang baru bergabung di Proliga sejak tahun lalu, mengalahkan Pertamina Enduro dengan skor 3-2 (25-18, 18-25, 21-25, 25-16, dan 15-7). Kedua tim sama-sama baru mainkan satu pertandingan di Proliga 2025.
Sementara itu, pada pertandingan sebelumnya, Bandung BJB Tandamata tidak berkutik melawan Popsivo Polwan di laga perdana kompetisi bola voli PLN Mobile Proliga 2025.
Bermain di depan ribuan penonton yang menyaksikan langsung Proliga 2025 di GOR Jatidiri, Semarang, Bandung BJB menyerah 0-3 (25-27, 23-25, 16-25) dari Jakarta Popsivo Polwan.
Livin Mandiri masih grogi
Manajer Livin Mandiri Agus Dwi Handaya mengatakan, para pemainnya masih grogi pada pertandingan pertama Proliga 2025.
“Spike kurang sempurna. Semoga kemenangan ini menambah kekompakan. Tim ini baru dua bulan terbentuk. Tahun lalu junior. Tahun ini seimbang. Ini kejelian pelatih memasukkan pemain. Proliga makin berkualitas,” katanya.
Pemain Livin Mandiri Liu Yanhan mengatakan, timnya mengawali pertandingan dengan baik. Set pertama dijalani dengan mudah meski laga perdana.
“Kami harus bisa meningkatkan performa. Ini buah latihan kami. Saya sangat senang. Kami masih mencari ritme dan pola kami. Ini masih laga pertama. Kami harus berlatih terus,” kata pemain dari Tiongkok ini.
Di kubu Pertamina Enduro, seperti diungkapkan pelatih Bullent Karsioglu, timnya kehilangan dua pemain yang mengalami cedera. Kedua pemain itu adalah Nandita Ayu dan Adelia Zulfa.
“Mereka penting untuk tim. Kami tetap berusaha keras, saya senang meski kalah karena pemain menunjukkan permainan yang kuat. Pemain asing masih butuh adaptasi,” ujarnya seperti dilasnir dari Beritasatu.com
Menurutnya, dia memaksa Nurlaili bermain meski baru sembuh dari cedera. “Kami memaksa Laili main karena tidak ada pilihan. Ada pemain lain, tetapi bukan posisinya. Kami punya tujuh pemain muda. Mereka berusaha keras,” katanya.
Menurut pemain Pertamina, Tisya Amalia, cedera pemain memang mempengaruhi permainan. “Namun, kami tetap fight. Kekalahan juga tidak kelak. Setidaknya dapat satu poin,” katanya. (P-wr)