Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy bertemu Paus Leo XIV di Castel Gandolfo, Roma, Italia (@Vatican Media)PRIORITAS, 9/12/25 (Roma): Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, untuk kedua kalinya menemui Paus Leo XIV. Ia meminta dukungan pemimpin umat Katolik itu, demi tercapainya perdamaian dalam perang dengan Rusia.
Dalam pertemuan di kediaman kepausan di Castel Gandolfo, di Lazio kota Roma, Italia, Zelenskyy dan Paus Leo juga membahas pemulangan anak-anak Ukraina yang dibawa ke Rusia.
Kantor Pers Takhta Suci, seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Selasa (9/12/25), menggambarkan pertemuan keduanya berlangsung hangat, dengan diskusi terutama berfokus pada perang di Ukraina.
Dalam pembicaraan mereka, Paus Leo menegaskan kembali pentingnya dialog yang berkelanjutan.
“Harapan mendesaknya bahwa upaya diplomatik yang berkelanjutan akan menghasilkan perdamaian yang adil dan abadi”, kata Paus Leo.
Paus Leo juga berbicara tentang masalah tawanan perang, dan menyerukan untuk memastikan kembalinya anak-anak Ukraina ke keluarga mereka dengan selamat.
Tepat lima bulan yang lalu, Presiden Ukraina juga bertemu dengan Paus Leo di kediaman di Castel Gandolfo untuk audiensi pribadi—di mana topik serupa dibahas.
Dalam pertemuan bulan Juli 2025 itu, Paus Leo mengungkapkan kesedihannya bagi para korban perang dan meyakinkan rakyat Ukraina akan doa berkelanjutannya bagi mereka.
Tuan rumah perdamaian
Bapa Suci juga menegaskan kembali kesediaan Vatikan untuk menjadi tuan rumah bagi Ukraina dan Rusia untuk potensi negosiasi perdamaian.
Setelah pertemuan tersebut, Presiden Zelenskyy menyampaikan pidato di hadapan wartawan dalam bahasa Inggris.
Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada dukungan Paus, khususnya terkait pemulangan anak-anak Ukraina—dan menyebutnya sebagai “pertanyaan yang sangat penting.”
Takhta Suci Vatikan telah berupaya untuk tetap netral dalam perang Ukraina dan Rusia tersebut.
Vatikan menawarkan solidaritas dan bantuan kepada apa yang disebutnya sebagai rakyat Ukraina yang “martir”.
Selain bertemu Zelenskyy, Paus Leo telah berbicara melalui telepon setidaknya sekali dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Paus asal Amerika Serikat telah menyerukan gencatan senjata dan khususnya mendesak Rusia untuk mengambil langkah-langkah yang mendorong perdamaian.
Tak akan serahkan wilayah
Pertemuan Presiden Ukraina dengan Paus Leo itu, juga di saat Zelenskyy terus menggalang dukungan Eropa untuk Ukraina.
Presiden Ukraina menolak tekanan Amerika Serikat untuk melakukan kompromi yang menyakitkan dengan Rusia.
Zelenskyy menegaskan kembali menolak dengan tegas untuk menyerahkan wilayah Ukraina kepada Rusia.
“Kami jelas tidak ingin menyerahkan apa pun. Amerika sedang mencari kompromi hari ini, saya akan jujur”, katanya.
Ia mengungkapkan tidak diragukan lagi, Rusia bersikeras agar Ukraina menyerahkan sejumlah wilayahnya.
“Menurut hukum, kami tidak memiliki hak tersebut. Menurut hukum Ukraina, konstitusi kami, hukum internasional, dan sejujurnya, kami juga tidak memiliki hak moral”, papar Zelenskyy.
Pada hari Senin, Zelenskyy mengadakan pembicaraan di London dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz, untuk memperkuat posisi Ukraina di tengah meningkatnya ketidaksabaran Presiden AS Donald Trump.
Negosiator AS dan Ukraina menyelesaikan pembicaraan tiga hari pada hari Sabtu, yang bertujuan untuk mencoba mempersempit perbedaan pada proposal perdamaian pemerintah AS.
Salah satu poin penting dalam rencana tersebut adalah usulan agar Ukraina menyerahkan kendali wilayah Donbas di Ukraina timur kepada Rusia.
Rusia secara ilegal menduduki sebagian besar wilayah tersebut. Namun Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa telah dengan tegas menolak gagasan penyerahan wilayah itu.
Dalam percakapan dengan wartawan Minggu malam, Presiden Trump tampak frustrasi dengan Presiden Zelenskyy, karena pemimpin Ukraina itu belum membaca proposal perdamaiannya.
Trump juga telah berulang kali mendesak Ukraina, untuk menyerahkan tanah mereka kepada Rusia, guna mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir empat tahun.
Namun Presiden Zelenskyy tetap menolak. “Presiden Trump tentu ingin mengakhiri perang. … Tentu saja, dia punya visinya sendiri. Kami tinggal di sini, dari dalam kami melihat detail dan nuansa, kami memahami segalanya jauh lebih dalam, karena ini adalah tanah air kami”, kata Zelenskyy.(P-Jeffry W)
No Comments