PRIORITAS, 20/9/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump marah dan mengecam jet tempur Rusia menerobos wilayah udara negara NATO. Kementerian Luar Negeri Estonia menyebut perilaku Rusia itu, sebagai tindakan ‘kurang ajar’.
“Aku tidak menyukainya. Aku tidak suka kalau itu terjadi. Itu bisa jadi masalah besar”, tegas Trump kepada wartawan, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Sabtu (20/9/25).
Penyusupan di Estonia itu, terjadi seminggu setelah puluhan drone (pesawat tanpa awak) Rusia memasuki wilayah udara negara Polandia.
Estonia dan Polandia adalah negara sekutu North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara di bawah pimpinan Amerika Serikat.
Kementerian Luar Negeri Estonia mengungkapkan tiga pesawat tempur Rusia MiG-31 sengaja memasuki wilayah udara Estonia tanpa izin pada hari Jumat. “Pesawat itu bermanuver di sana selama 12 menit”, kata Mentri luar Negeri Estonia, Margus Tsahkna.
Rusia telah melanggar wilayah udara Estonia sebanyak empat kali tahun ini. “Namun penyusupan hari ini, yang melibatkan tiga pesawat tempur yang memasuki wilayah udara kami, sungguh sangat kurang ajar,” katanya.
Panggil diplomat Rusia
Estonia langsung memanggil diplomat Rusia untuk memprotes insiden tersebut, karena meningkatkan kekhawatiran perang di Ukraina dapat meluas.
Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur juga mengatakan pemerintahnya telah memutuskan untuk memulai konsultasi dengan sekutu berdasarkan pasal 4 NATO, setelah jet Rusia melanggar wilayah udaranya.
“Dewan Atlantik Utara, badan pembuat keputusan politik utama NATO, dijadwalkan bersidang awal minggu depan untuk membahas insiden tersebut secara lebih rinci”, kata juru bicara NATO, Allison Hart.
Pasal 4, dari 14 pasal perjanjian NATO, menyatakan “Para Pihak akan berkonsultasi bersama setiap kali, jika menurut pendapat salah satu dari mereka, integritas teritorial, kemerdekaan politik, atau keamanan salah satu Pihak terancam.”
Pelanggaran Rusia di wilayah udara Polandia dan Estonia, merupakan insiden lintas batas paling serius di negara anggota NATO, sejak perang di Ukraina dimulai dengan invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.
Setidaknya empat pesawat jet tempur NATO mengejar dan berhasil mengusir pesawat militer Rusia yang memasuki wilayah Estonia.(nato)
Dinilai provokasi
Negara-negara aliansi NATO lainnya juga telah melaporkan serangan serupa dan kecelakaan pesawat tak berawak di wilayah mereka.
Perkembangan ini semakin mengguncang pemerintah Eropa, karena upaya yang dipimpin AS untuk menghentikan perang di Ukraina tidak membuahkan hasil.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, menyebut ‘serangan’ Rusia itu sebagai provokasi yang sangat berbahaya dan semakin meningkatkan ketegangan di kawasan.
“Di pihak kami, kami melihat bahwa kami tidak boleh menunjukkan kelemahan, karena kelemahan adalah sesuatu yang mengundang Rusia untuk berbuat lebih banyak,” ujarnya.
“Rusia semakin berbahaya — tidak hanya bagi Ukraina, tetapi juga bagi semua negara di sekitar Rusia”, tegasnya.
Estonia, bersama negara-negara Baltik lainnya Lithuania dan Latvia serta negara tetangga Polandia, adalah pendukung setia Ukraina.
Dikejar jet tempur Italia
Pesawat tempur MIG-31 Rusia memasuki wilayah udara Estonia di wilayah Pulau Vaindloo, sebuah pulau kecil yang terletak di Teluk Finlandia di Laut Baltik.
Intrusi pesawat Rusia itu ke wilayah NATO kemungkinan disengaja, karena transpondernya dimatikan.
Pesawat itu juga tidak memiliki komunikasi radio dua arah dengan layanan lalu lintas udara Estonia.
Tiga pesawat militer Rusia itu langsung dikejar sejumlah jet tempur F-35 Angkatan Udara Italia, yang dikerahkan sebagai bagian dari Misi Kepolisian Udara Baltik NATO.
Pesawat-pesawat Rusia itu akhirnya berbalik arah dan lari ke wilayah Rusia.
Jet tempur NATO terbang ratusan kali setiap tahun untuk mencegat pesawat, banyak di antaranya pesawat tempur Rusia di Eropa barat laut.
Pesawat Rusia sering terbang terlalu dekat dengan wilayah udara negara anggota NATO, tetapi sangat jarang bagi melintasi perbatasan.
Puluhan jet tempur NATO bersiaga 24 jam di seluruh Eropa, untuk menanggapi insiden seperti penerbangan militer yang tidak diumumkan.
Selain itu membantu pesawat sipil yang kehilangan komunikasi dengan pengontrol lalu lintas udara.(P-Jeffry W)
No Comments