Tonton Youtube BP

Potensi DAS di Kabupaten Sigi dapat membawa kemakmuran, tapi bisa juga bencana

Herling Tumbel
2 Oct 2025 22:32
3 minutes reading

PRIORITAS, 2/10/25 (Sigi, Sulawesi Tengah): Bupati Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), Moh. Rizal Intjenae, dalam gebrakan menjadikan daerahnya sebagai daerah sentra lumbung pangan beras di Sulteng menyebutkan, potensi 73 Daerah Aliran Sungai (DAS) di daerahnya jika ditata lewat perencanaan bisa sebagai potensi sumber kemakmuran. Namun sebaliknya, jika tidak ditata akan mengundang terjadinya bencana alam berupa banjir bandang.

Disebutkan, banjir bandang tersebut bukan hanya melanda wilayah Sigi, tapi juga berdampak bagi Kota Palu dan sekitarnya.

“Kabupaten Sigi tercatat milik 73 DAS. Jika ditata dengan baik merupakan potensi kemakmuran, sebaliknya jika tidak ditata justru jadi ancaman besar jika terjadi banjir bandang merusak permukiman warga, lahan persawahan,” kata politisi partai Golkar Moh. Rizal Intjenae kepada Beritaprioritas Kamis (2/10/25) lewat kontak WhatsApp.

Kewenangan BWSS III Sulteng

Dikatakan 73 DAS yang ada di Sigi tata kelola jadi kewenangan BWSS ( Balai Wilayah Sungai Sulawesi) III Sulteng Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU. Ia mengungkapkan Pemda Sigi berterima kasih atas perhatian melalui BWSS III Sulteng yang miliki sejumlah sungai telah dibangun dan ditata melalui program dibiayai, baik dana APBN maupun dana loan ADB (Asia Development Bank) dan JICA (Japan International Cooperation Agency) Jepang. “Kalau lewat dana APBD, daerah ini mana mampu,” ucapnya.

“Sungai yang terdapat di Sigi (Lembah Palu, red.) pengelolaan kewenagan BWSS III Sulteng dan itu bagian dari hajat hidup masyarakat petani Sigi. Karena itu perlu ditata guna dapat mengairi lahan pertanian sawah dan perkebunan horticultura. Tapi disisi lain jika tidak ditata jadi ancaman bukan hanya warga Sigi, tapi juga kota Palu,” tegas Rizal Intjenae.

Menurut Rizal, sungai itu dibangun dengan sistem Sabodam Pengendali Banjir, mencegah bencana tergerusnya tanah yang merusak permukiman penduduk. serta lahan perkebunan juga persawahan. Ditambahkannya, bendungan irigasi Gumbasa dapat mengairi lahan persawahan sekitar 8.180 hektar dan juga dibangun bendungan air baku.

Mantan Ketua DPRD Sigi ini menjelaskan, baik Sabodam, bendungan irigasi, maupun instalasi air baku yang ada di daerahnya untuk kepentingan warga, seluruhnya dibiayai dana Loan ADB dan JICA ( (Japan International Cooperation Agency) mencapai Rp800 miliar lebih.

Dia berharap untuk menata sungai di Sigi yang belum ditunjang program Sabodam dan Bendungan Irigasi, diharapkan BWSS III Sulteng Ditjen Sumber Daya Air PU dapat memprogramkan agar sungai ini bukan lagi jadi ancama bagi warga. Tapi justru beri dampak kemakmuran bagi masyarakat terlebih petani di Sigi.

Sungai mudah longsor

Kasatker SNVT Pelaksana Jaringan Sumber Air BWSS III Sulteng H Muhamad Ismaun ST, MT, mengingatkan, struktur tanah di DAS hampir di seluruh sungai yang ada di Kabupaten Sigi, dominan lempung berpasir dan sangat mudah longsor/erosi.

“Tentunya BWSS III Sulteng siap menunjang program yang sejahterakan warga. Memang idealnya untuk wujudkan harapan Bupati Sigi guna jadikan Sigi lumbung pangan,” kata M. Ismaun ST, MT kepada Beritaprioritas Kamis (2/10/25) lewat pesan WhatsApp.

Ia menjelaskan, seperti saat ini pembangunan Sabodam Saluki Sigi di Sulawesi Tengah terus dikebut untuk mengatasi permasalahan sedimentasi yang mengancam kualitas air baku SPAM Pasigala (Palu, Sigi, Donggala).

“Dengan pengawasan ketat dan spesifikasi berkualitas tinggi, proyek senilai Rp39 miliar ini ditargetkan bisa selesai lebih cepat dari kontrak, yakni pada November 2025, lebih awal dari target awal Desember 2025. Dan saat ini progres sudah mencapai 80%,” kata Ismaun.

Sabodam ini menurut Ismaun merupakan bagian dari paket proyek “River Improvement and Sediment Control in Saluki River” yang dikerjakan PT Ganesha Jaya Beton, KSO, dengan dana loan dari JICA Jepang.

Dikatakan sejak tahun 2019 s/d tahun 2025 sejumlah paket proyek menata DAS di Sigi untuk pengendali banjir, bendungan irigasi dan air baku perolehan dana Loan Jica sekitar Rp 865 M. Dan untuk tahun APBN 2026 paket proyek pembangunan pengendali banjir sungai gumbasa desa pandere bernilai Rp 22 Miliar.  (P-Elkana Lengkong)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x