PRIORITAS, 24/4/25 (Washington): Mantan analis intelijen Amerika Serikat (AS) Korbein Schultz mendapat hukuman 7 tahun penjara, karena menjual informasi ‘sensitif’. Ia mengaku bersalah karena memberikan dokumen rahasia kepada kontak yang berbasis di Tiongkok, China.
Korbein Schultz sebelumnya adalah perwira intelijen, yang bertugas mengolah berbagai informasi mengenai pertahanan Amerika Serikat.
Tetapi ia kemudian tertarik memberikan sejumlah informasi sensitif setelah mendapat tawaran uang dari seseorang. Menurut pihak berwenang, dia dibayar $42.000 AS (Rp.672 juta) untuk upaya ini.
“Karena berkonspirasi untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi pertahanan nasional … kepada seseorang yang dia yakini berafiliasi dengan pemerintah Tiongkok”, kata pejabat Departemen Kehakiman AS, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari CBC News, hari Kamis (24/4/25).
Departemen Kehakiman AS mengatakan dalam siaran pers, Korbein Schultz akhirnya dipecat dari kesatuannya dan dijatuhi hukuman 84 bulan penjara pada hari Rabu.
Menurut Departemen Kehakiman, Schultz mengirim “puluhan dokumen militer AS yang sensitif” ke kontak di Tiongkok, antara Mei 2022 dan Maret 2024.
Departemen Kehakiman menyebutkan dokumen tersebut mencakup dokumen militer AS tentang pelajaran yang dipetik dari perang di Ukraina, beberapa manual teknis, serta informasi tentang satelit militer AS serta sistem pertahanan rudal.
Pada bulan Agustus 2024, Schultz mengaku bersalah atas tuduhan yang telah ditetapkan dalam dakwaan sebelumnya terhadapnya.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Jaksa Agung AS, Pam Bondi mengatakan Schultz “mengkhianati” sumpahnya untuk membela AS “demi imbalan,” yang menurutnya membahayakan militer AS dan para anggotanya.
“Departemen Kehakiman tetap waspada terhadap upaya China untuk menargetkan militer kami. Dan akan memastikan bahwa mereka yang membocorkan rahasia militer, menghabiskan waktu bertahun-tahun di balik jeruji besi,” kata Bondi.(P-Jeffry W)
