PRIORITAS, 13/10/24 (Jakarta): Hingga kini diperkirakan sebanyak 82,9 juta jiwa masyarakat Indonesia akan ikut program Makan Bergizi Gratis yang menjadi andalan Presiden terpilih Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka pada periode 2024-2029.
Karena itu, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana mengatakan, untuk merealisasikan program ini, perlu kerja sama dan kolaborasi berbagai pihak.
“Jumlah sasaran penerima makan bergizi gratis ada sekitar 82,9 juta jiwa. Maka, kita harus berkolaborasi dengan semua unsur, termasuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan penanganan stunting-nya. Hal ini karena kami diberi kewenangan untuk intervensi gizinya,” kata Dadan dikutip Beritasatu.com dari Antara, Minggu (13/10/24).
Mekanismenya terus dimatangkan
Selanjutnya Dadan mengatakan, hingga saat ini mekanisme pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus dimatangkan. Hal ini karena program tersebut dinilai dapat mengatasi masalah stunting, lantaran menyasar tidak hanya anak sekolah dari jenjang SD hingga SMA, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan Balita.
“Program ini untuk menyelesaikan semua tahapan pertumbuhan, mulai dari dalam kandungan, ibu hamil, ibu menyusui, Balita, hingga anak SMA, karena ini satu rangkaian yang tidak bisa dipecah,” ujar dia.
Disebutnya, jika salah satu unsur tersebut tidak diintervensi, hasilnya tidak akan maksimal, sehingga harus dikerjakan secara bersama-sama.
Kemudian Dadan juga menjelaskan, terkait perubahan nama dari makan siang gratis menjadi Makan Bergizi Gratis, didasarkan atas uji coba yang selama ini digelar di berbagai daerah di Indonesia.
Dipaparkan Dadan, berdasarkan hasil uji coba, diketahui anak di usia PAUD-SD kelas 2, menghabiskan waktu di sekolah hanya sampai pukul 10.00, sehingga makanan dikirim ke anak-anak pada pukul 08.00.
Sedangkan anak SD kelas 3-6, bersekolah hingga pukul 12.00, sehingga makanan akan mereka terima sekitar pukul 09.00. Sementara anak sekolah tingkat SMP-SMA, jam sekolah hingga pukul 14.00 atau 16.00, jadi makanan diterima mereka sekitar 11.30.
“Karena diterima oleh anak-anak dengan berbagai jam itu, tidak cocok lagi kalau menggunakan nama makan siang gratis, tetapi diubah menjadi Makan Bergizi Gratis,” demikian Dadan Hindayana. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa