31.7 C
Jakarta
Thursday, November 21, 2024

    Perekonomian China sedang amburadul? Mau tambah utang besar-besaran

    Terkait

    PRIORITAS, 13/19/24 (Singapura): Kelesuan ekonomi sedsng melanda raksasa dunia, China.

    Akibatnya, Pemerintah China mengumumkan akan menambah utang (besar-besaran) untuk menggairahkan kembali ekonominya yang sedang lesu tersebut.

    Tetapi, keputusan ini menyisakan tanda tanya di kalangan investor mengenai besaran paket kebijakan yang akan digelontorkan Pemerintahan Presiden Xi Jinping tersebut.

    Seperti dikemukakan Menteri Keuangan China Lan Foan dalam konferensi persnya, Beijing akan membantu pemerintah daerah mengatasi masalah utang mereka, menawarkan subsidi kepada orang-orang dengan pendapatan rendah, mendukung pasar properti, dan mengisi kembali modal bank-bank negara.

    Kehilangan momentum

    Disebutkan, paket stimulus ini disiapkan karena negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini kehilangan momentum dan tengah berjuang mengatasi tekanan deflasi serta meningkatkan kepercayaan konsumen, khususnya di sektor properti.

    Namun, sayangnya Lan tidak menyebutkan jumlah paket kebijakan yang akan diambil China. Hal ini membuat investor gelisah akan peta jalan kebijakan yang lebih jelas hingga pertemuan berikutnya dari Badan Legislatif China yang hanya menyetujui penerbitan utang tambahan.

    Diketahui, tanggal pertemuan tersebut belum diumumkan tetapi diharapkan akan diadakan dalam beberapa minggu mendatang. “Sangat bertekad tetapi kurang dalam rincian numerik,” kata Vasu Menon, direktur pelaksana strategi investasi di OCBC di Singapura, dikutip CNBCIndonesia dari Reuters, Sabtu, (12/10/24) dan diolah Minggu (13/10/24).

    “Stimulus fiskal besar yang diharapkan investor untuk menjaga reli pasar saham tidak terwujud,” kata Menon menambahkan.

    Meleset dari perkiraan

    Sementara itu, berbagai data ekonomi China dalam beberapa bulan terakhir telah meleset dari perkiraan. Hal ini meningkatkan kekhawatiran di kalangan ekonom dan investor, target pertumbuhan pemerintah sekitar lima persen tahun ini terancam, dan perlambatan struktural jangka panjang dapat terjadi.

    Dilaporkan pula, data untuk bulan September, yang akan dirilis selama minggu mendatang, diperkirakan akan menunjukkan pelemahan lebih lanjut, tetapi para pejabat telah menyatakan “keyakinan penuh”, target 2024 akan tercapai.

    Fusebutkan pula, stimulus fiskal baru telah menjadi subjek spekulasi yang intens di pasar keuangan global setelah pertemuan para pemimpin tertinggi Partai Komunis, Politbiro, pada bulan September mengisyaratkan meningkatnya rasa urgensi tentang ekonomi. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -

    Terkini