26.7 C
Jakarta
Tuesday, June 17, 2025

    Penyakit bakteri mematikan meningkat di Queensland akibat banjir

    Terkait

    PRIORITAS, 8/3/25 (Brisbane): Kasus infeksi bakteri mematikan melioidosis telah melonjak di Queensland utara menyusul banjir dahsyat tahun lalu. Sebanyak 16 orang telah meninggal sejauh ini. Pemerintah setempat khawatir kasus serupa akan meningkat akibat adanya badai Alfred yang membawa curah hujan tinggi serta angin kencang.

    Data terakhir menunjukkan terdapat 119 infeksi dilaporkan,  lebih dari tiga kali lipat jumlah yang tercatat dalam periode sama pada tahun 2024 lalu. Dari kasus yang terkonfirmasi, 106 terdeteksi di Cairns dan Townsville wilayah Queensland.

    Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Burkholderia pseudomallei yang hidup di tanah dan tumbuh subur di daerah tropis. Biasanya dipicu oleh gangguan lingkungan seperti banjir. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka, terhirup, atau konsumsi air yang terkontaminasi.

    Profesor Madya Jeffrey Warner, pakar mikrobiologi di Institut Kesehatan dan Kedokteran Tropis Australia, menggambarkan melioidosis sebagai infeksi oportunistik,  terutama menyerang mereka yang memiliki kondisi kesehatan lemah, termasuk penderita diabetes dan penyakit ginjal. Konsumsi alkohol yang berlebihan juga meningkatkan kerentanan.

    Penyakit ini, yang sering disalahartikan sebagai infeksi pernapasan berat, dapat dengan cepat berkembang menjadi Pneumonia dan Sepsis. “Bahkan ketika orang-orang datang ke rumah sakit yang memiliki sumber daya yang memadai, penyakit ini dapat berakibat fatal,” kata Dr Warner,  seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Sabtu (8/3/25).

    Menurut ABC News, meskipun sering digambarkan langka, melioidosis menyebabkan ribuan kematian setiap tahun di seluruh dunia, terutama di Asia Tenggara dan India.

    Bakteri ini terkenal di Queensland dan Teritori Utara, tempat bakteri tersebut hidup di tanah dan lumpur dan muncul ke permukaan saat hujan lebat di musim hujan, atau melalui penggalian.

     Sulit diobati

    Ahli mikrobiologi Glen Ulett dari Universitas Griffith mengatakan banjir tidak hanya memaparkan bakteri, tetapi juga membantu menyebarkan tanah dan air yang terkontaminasi, sehingga meningkatkan risiko bakteri tersebut masuk ke tubuh manusia. “Biasanya, melalui kulit yang terluka, melalui luka sayat, goresan, atau tertelan,” kata Profesor Ulett.

    Bakteri tersebut juga dapat masuk ke bagian belakang tenggorokan melalui menghirup debu dan tanah terkontaminasi, seperti yang ditemukan pada tentara selama Perang Vietnam. Helikopter menyebarkan organisme tersebut dari tanah kering, ke udara, dan para tentara Vietnam menghirupnya sehingga kemudian terkena pneumonia di paru-paru.

    Bakteri ini sulit diobati. Meski ada antibiotik untuk mengobatinya, tetapi harus mampu mendiagnosis dan mendapatkan antibiotik yang tepat untuk membunuhnya.

    Organisme tersebut dapat masuk ke dalam aliran darah, dan itu akan menjadi bentuk infeksi yang paling parah jika menyebar ke seluruh tubuh.

    “Jika masuk melalui luka di kulit, maka kita mungkin hanya mengalami perubahan kulit. Namun jika terhirup, maka kita mungkin akan terkena pneumonia,” kata Profesor Ulett.

    Bila infeksi tidak dikenali dan diobati dengan cepat menggunakan antibiotik, hal ini dapat menyebabkan keracunan darah, atau septikemia, yang merupakan salah satu penyebab tingkat kematian melioidosis sebesar 20 hingga 50 persen.

    Para ahli mengatakan lebih banyak orang akan terinfeksi, tetapi belum menunjukkan gejala parah atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Tanda-tanda awal infeksi seperti demam, merasa tidak enak badan, lesi kulit, dan masalah pernapasan. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini